chapter 50

7.1K 716 188
                                    

"Sebenarnya lo kenapa?" tanya Bryan setelah Reyhan sadar dari pingsannya. Bryan tidak membawa Reyhan kerumah sakit, tapi langsung ia bawa kekamarnya saja.

Reyhan menggelengkan kepalanya."Dibilang cape," ujar Reyhan dengan pelan.

Bryan menatap Reyhan dengan tatapan tak percaya sama sekali, karena Bryan melihat kebohongan disana.

"Lo bohong, jelas banget lo tadi kesakitan," sewot Bryan.

Reyhan menghela nafas."Gak papa kalau gak percaya."

Bryan menghela nafas."Yaudah coba bangun dulu. Minum," pinta Bryan membantu Reyhan.

Reyhanpun meminum air itu walau sedikit."Jangan bilang Ayah sama Mamah kalau gua kayak gini," kata Reyhan menatap Bryan dengan penuh harap.

"Kenapa?"

"Jangan.."

"Gua calon dokter, gua tau lo lagi kenapa napa, kenapa gak coba buat terbuka sama gua Rey?" tanya Bryan yang masih panik dengan keadaan Reyhan beberapa waktu lalu.

"Gak ada yang perlu dicemasin Kak.."

"Kan dibilangin gua capek."

"Lo sesek nafas! Gua tau," tekan Bryan.

Reyhan terdiam.

"So?"

"Bahkan gua sendiri gak tau kenapa gua, Kak,"lirih Reyhan menatap Bryan.

"Tapi tenang aja, gua baik baik aja, lagian gak ada yang harus dikhawatirin dengan gua."

Bryan menghela nafas."Yaudahlah, susah ngomong sama lo, lo istirahat gua mau makan," jelas Bryan yang langsung pergi begitu saja entah marah entah kenapa.

"Ternyata lo yakin bahwa gua gak kenapa napa kak," kekeh Reyhan dengan miris.

Reyhan memegang dada kirinya."Gua kenapa?" gumamnya.

Ada rasa takut yang Reyhan rasanya jika dadanya sakit. Bukan apa apa tapi ini sesuatu hal yang baru bagi Reyhan.

Apa mungkin karena kecelakaan itu?

Reyhan sebenarnya tak mau ambil pusing, hanya saja ia heran kenapa dadanya bisa sakit dan sesak dalam waktu yang bersamaan apalagi ia pingsan 2 kali dalam sehari.

"Positif thingking, gua gak kenapa napa," ujar Reyhan menguatkan dirinya sendiri.

Ting

Reyhan menoleh pada hpnya yang entah kenapa ada disebalahnya tepatnya dinakas. Terdapat notif dari Dinda.

Dinda : kamu udah baikan?

Reyhan tersenyum melihat pesan singkat penuh pengertian dari Dinda. Walau hubungannya udah renggang dan gak pernah dibahas Dinda masih pengertian kepadanya.

Reyhan  : baikan..

Dinda : sebnarnya kita itu apa?

Senyum Reyhan luntur ketika membaca pesan itu, bukan ini yang mau Reyhan bahas karena apa? Karena Reyhan tak yakin jika hubungannya diteruskan apa papah Dinda akan mendukung hubungan mereka.

Reyhan mematikan data selurernya bahkan Wifi yang tersambung karena Wifi rumahnya. Ia tak ambil pusing, lebih baik ia mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan.

Malam harinya Raya juga Rian yang pulang dari kantor sudah berkumpul dirumah untuk melaksanakan makan malam.

"Kata Kak Bryan kamu sakit?" tanya Raya pada Reyhan yang duduk didepanya.

Reyhan menoleh pada Bryan yang acuh tak acuh. Bukannya Reyhan meminta untuk tidak memberitahukan sakitnya kepada Raya maupun Rian.

"Aku seha," balas nya singkat.

REYHAN || ENDWhere stories live. Discover now