chapter 19

5.7K 625 81
                                    

Seminggu sudah berlalu, pembicaraan yang sempat mereka bicarakan kini menjadi nyata. Ya, Raya memutuskan untuk mengikuti Bryan keAmerika, tidak lama. Raya hanya ingin memastikan anaknya aman disana.

Reyhan masih memangku Cio, dia sangat tak ikhlas berjauhan dengan sang adik.

"Cio?" panggilnya lirih.

"Pa..?" tanya Cio memiringkan kepalanya menatap Reyhan.

"Cie yang mau keAmerika," gurau Reyhan pada Cio.vSedangkan Cio dengan pandangan tak pahamnya malah terkekeh.

"Ta.. itut?" Reyhan menggelengkan kepalanya.

"Kakak disini aja sama Ayah, ya?" Cio mengangguk.

"Cio.. in ma sapa?"btanya Cio.

"Kan ada mamah, ada kakak Bryan juga. Nanti disana Cio pasti dapet temen baru, bule-bule."

"Le pa?"

"Nanti cio tau." Cio mengangguk. Cio mencium pipi Reyhan, sangat menggemaskan. Bahkan Rian mengabadikan moment itu, momen yang indah disubuh hari.

"Kalian berangkat 10 menit lagi," ujar Rian.

"Janji,jangan lama ya? Cuma 5 bulan, oke?" tanya Rian pada Raya.

"Aku masih ingat punya suami ko."Rian memeluk Raya

"Jaga diri disana, jagain anak-anak kita. Aku juga disini bakal jagain anak kita yang bandel," Raya mengangguk.

"Aku gak bandel Ayah," pekik Reyhan. Mood Reyhan sedang bagus guys. Bahkan Reyhan tidak memperlihatkan kesedihanya.

"Kaka sini peluk Ayah," ujar Rian, Bryan bangkit dan memeluk Rian.

"Jagoan.. Belajar yang bener ya." Bryan mengangguk.

"Ia Ayah.. maaf ya yah Mamah jadi harus ikut." Rian menggelengkan kepalanya.

"Enggak apa-apa biar kamu diapart ada temennya."

Dan setelah 10 menit berlalu,Raya,Bryan dan Cio sudah menaiki pesawat. Reyhan sedih melihat Cio yang menangis histeris ketika Reyhan melepaskan pangkuannya, apalagi pas mereka berjalan menjauh.

"Udah jangan sedih gitu, masa cowok sedih-sedihan?" gurau Rian. Padahal Rian juga tak bisa jauh dari Raya.

"Cowok juga punya hati," balas Reyhan. Rian merangkul Reyhan.

"Udah ah jangan sedih. Kita cari makan yu, kamu belum makan." Reyhan mengangguk.

Ia akan melupakan kepergian mereka sejenak, lagian Reyhan sangat lapar. Apalagi jam 9 nanti ia harus latihan band dan nyanyi solonya buat acara pensi.

"Ayah.."

"Ia?" tanya Rian yang sedang menyetir.

"Anak-anak mau latihan band dirumah,boleh?" Rian mengangguk.

"Ia boleh. Jamm berapa?"

"Sembilan."

"Apa gak kepagian? Kamu belum tidur," ujar Rian.

"Siapa suruh Ayah ngajak nonton film horor tengah malam," kesal Reyhan.

"Latihannya jam sebelassan, Ayah mau kamu istirahat dulu."

"Yaudah nanti aku kasih tau mereka," acuhnya.

"Kamu satu kelas kan sama Vredo? Kata Bagas dia gak jadi ngambil IPA."

"Heeh. Emang tuh si Vredo sosoan banget pen masuk IPA ujungnya IPS yang dia ambil,"celotehnya.

Rian tertawa mendengar celotehan Reyhan.

REYHAN || ENDWhere stories live. Discover now