chapter 58

6.7K 594 41
                                    

"Bisa jelasin kenapa adik gua bisa kayak gini?" tanya Bryan pada Dinda yang sudah agak tenang.

Mereka sedang mengobrol diruang tunggu sedangkan Rian dan Raya sedang melihat keadaan Reyhan didalam sana.

Dinda menunduk, ia merasa bersalah."Jawab," dingin Bryan.

Dinda semakin takut akan Bryan yang seperti ini, apakah sekhawatir ini Bryan pada Reyhan.

"Kita sepedaan."

"Bukannya lo tau kalau Reyhan baru saja sembuh-

"Reyhan yang ajak."

"Kenapa gak lu tolak? Bisa gak jadi pacar tuh pengertian sedikit!"

"Gua gak tau bakal kayak gini kak, Reyhan gak ngomong kalau dia-

"Gak ada yang tau kejadiannya bakal kayak gini, aturannya Reyhan gak mungkin jujur tentang kondisinya sama lo jika lo gak paham sendiri," jelas Bryan.

Jelas kaget disaat Bryan mendapat kabar dari Dinda bahwa Reyhan pingsan. Dan sedikit tak nerima jika Reyhan pingsan. Bryan ingin adiknya itu baik baik saja.

"Maaf kak..

"Maaf lo gak akan membuat adik gua baik." dingin Bryan.

"Kalau gua tau kejadiannya akan kayak gini, gua gak mau kok sepedaan sama Reyhan."

Bryan menghela nafas kasar."Udahlah, kejadiannya udah berlalu." Bryan bangkit berdiri bermaksud untuk menghampiri Reyhan diruang rawat.

"Kedepannya sebaiknya lo paham keadaan."

Bryanpun berjalan. "Kak, Reyhan sakit apa?."

Bryan terdiam."Gua gak ada hak buat ngasih tau lo," jelas singkat Bryan dan langsung masuk keruangan Reyhan.

Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa, Dinda menoleh kesamping dan melihat Vredo, Raka, Gian, Ganend dan orio yang menghampiri Dinda dengan tergesa gesa.

"Din gimana Rey? Ko bisa masuk Rumah sakit lagi?" tanya Vredo pada Dinda.

Dinda menunduk dan menggelengkan kepalanya."Gua gak tau do," lirihnya.

Vredo menghela nafas."Didalam ada siapa?" tanya Raka.

"Orang tua sama kakaknya.."

"Kejadianya gimana?" tanya Ganend.

"Gua sama Reyhan jalan sore gitu terus ujan, kita neduh gak tau kenapa Reyhan malah pingsan," jelas Dinda.

"Rey baru aja sembuh mungkin kondisinya belum fit," jelas Gian.

Orio mengangguk."Bener banget," kata Vredo.

***

Keesokan harinya yang berada diruangan Reyhan hanya ada Bryan yang masih stay dari semalam bahkan tak ada niat sedikitpun untuk pulang.

"Makan dulu Rey," kata Bryan membantu Reyhan bangun.

"Em. Kak, Dinda mana?" tanya Reyhan, dalam kondisi seperti inipun Reyhan masih memikirkan pacarnya.

"Selama pulang sama Ganend, kenapa?"

"Ganend ya?" Bryan mengangguk.

"Makanya sama bubur dulu gak papa ya?" Reyhan mengangguk.

"Sedikit aja gua gak suka sama bubur." Bryan mengiyakan.

Bryanpun menyuapi Reyhan dengan sabar walau beberapa kali Reyhan menolak, tapi dengan maksaan lemah lembut Bryan separuh bubur itu tandas dimakan Reyhan.

"Lo tuh harus banyak makan, biar enggak lemes terus.."

"Ia gua paham."

Bryan menyimpan mangkuk bubur itu dan menyodorkan segelas air pada Reyhan walaupun tak semua air itu Reyhan minum. Tak lupa Bryanpun membantu Reyhan meminum obatnya.

REYHAN || ENDWhere stories live. Discover now