chapter 16

6.1K 633 46
                                    

"Lo gak papa?" tanya Orio mengamati Reyhan yang hanya mengaduk nasi goreng yang telah ia pesan.

Reyhan menggelengkan kepalanya."Bukan saatnya lo mikirin dia Rey. Mau bagaimanapun dia bukan kakak lo," jelas Gian.

Reyhan menunduk."Kenapa sangat mirip?" tanya Reyhan. Gian menggelengkan kepalanya.

"Jangan terpaku karena mirip, bukanya didunia ada tujuh orang yang mirip dengan kita?" Reyhan mengangguk.

"Dia pindahan dari mana?" tanyanya.

"Inggris, maybe."

Reyhan menghela nafas."Dia mirip banget sama kakak gua. Tapi mustahil kalau dia kakak gua, kan?"

Gian menganggukan kepalanya."Lo liat sendiri terakhir kalinya lo liat kakak lo ,Rey. Bahkan lo jadi salah satu saksi dikuburnya jasad kakak lo," jelas Gian.

"Gua tau. Tapi kenapa mirip?" kata Reyhan seolah tak percaya melihat orang mirip dengan sang kakak.

"Gua syok liat orang yang bener-bener mirip sama kakak gua." Setelah berucap seperti itu Reyhan menunduk.

"Tuh dia.. MURID BARU," panggil Orio dan Ganendra menengok.

Ganendra menunjuk dirinya seolah bertanya apa dia yang Orio panggil.

"Ia lo, sini!" Ganendra menghampiri mereka.

"Apa?" tanyanya.

Reyhan terpaku pada muka itu. Reyhan membuyarkan lamunanya.

"Sini gabung sama kita, kita kan satu kelas," ajak  Orio sksd.

"Ok." Ganendra mengangguk dan duduk disebelah Gian.

"Kita belum kenalan. Nama gua Orio tapi gak dijilat," kekehnya.

"Ganendra ,Nendra aja. Atau serah," acuhnya.

"Gua Gian Aldiaz, panggil Gian aja."

"Oke. Lo siapa?"tanya Ganendra pada Reyhan. Reyhan tersenyum paksa.

"Reyhan." Ganendra mengangguk.

"Lo udah pesen makanan?"

"Gua gak pesen. Masih kenyang."

"Lu asli pindahan Inggris?" tanya Gian mengamati tinggkah Ganendra.

"Gak gua lahir diBandung," ujarnya.

"Terus kenapa lu bisa pindah keJakarta?"

"Nurut sama bokap, udah lama gua tinggal dk Inggris," acuhnya.

Mereka terdiam. Apalagi Reyhan yang masih syok. Ganendra lebih angkuh dari Gibran, itu perbedaanya.

"Lo beneran gak makan?" tanya Orio.

"Makan, ya makan aja kenapa," acuh Ganendra. Sudah terlihat Ganendra sangat angkuh.

"Dia bukan kakak lo," gumam Gian.

Reyhan mengangguk.

Setelah bel masuk bunyi merekapun langsung kedalam kelas.

"Murid baru itu sangatlah mirip dengan Almarhum Gibran," ujar Pak Darko yang melihat Reyhan dan kawan-kawan.

"Ia Pal Darko, saya sangat kaget melihatnya Saya kira dia Gibran," balas bu Shanti.

"Dia gabung sama Reyhan." Bu Shanti mengangguk.

"Sudah-sudah mengapa jadi ngegosip disini?" tanya Bu Rita.

***

"Rey, napa sih ngelamun terus?" tanya Orio menyadarkan Reyhan dari aksi melamunnya.

REYHAN || ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt