chapter 6

9.1K 736 74
                                    

"Kamu beneran mau sekolah? "tanya Raya mengamati penampilan anaknya ini.

Reyhan mengangguk."Udah boring banget," katanya.

"Tapi itu lukanya kering juga belum, jalan aja masih susah. Jangan memaksakan."

Reyhan menghela nafas."Gak apa apa, kalau dimanjain terus yang ada lukanya gak sembuh-sembuh," jelasnya.

Reyhanpun duduk dikursi meja makan,sudah ada Rian yang sedang menguapi Cio yang sedang lahap-lahapnya sarapan.

"Siapa yang ngizinin kamu buat pergi sekolah?" tanya Rian.

Pertanyaan dingin Rian membuat Ciopun menatap lucu sang Ayah."He.."

"Boring yah, Rey sekolah aja. Lagian mau ngapain lagi dirumah," usulnya.

"Besok bisa? Ayah masih ngeri sama lukanya, apalagi dibawa jalan, orang Gian aja masih izin," jelas Rian.

"Giankan lebih parah dari aku, disekolah juga ada Orio," Katanya.

"Mamah mana?" tanya Rian mengalihkan perbicaraan.

"Ngambil jaket aku keatas."

"Kamu sih bandel, apa apa maunya sendiri suka ngeyel kalau dibilangin orang tua. Kebutuhan sendiri aja lupa, kapan mau dewasanya," cerocos Rian.

"Yang salah siapa? ko malah anaknya yang disalahin? Sari kecil siapa coba yang manjain dia?" tutur Raya yang membawa jaket Reyhan kembali.

"Ya tapi seengaknya buat keperluan sendiri aja jangan sampe lupa, ko jadi orang tua lagi yang harus peka. Kamu kan udah dewasa," ujar Rian.

Reyhan menunduk, tidak ada angin tidak ada ujan Reyhan merasa diomelin oleh Rian.

"Kamu udah mau 17 tahun, kurangin bandelnya dan tambah dewasanya. Jangan selalu bersikap seperti anak kecil," tutur Rian.

"Mas ko malah ngomelin Rey, Rey ada salah sama kamu?" tanya Raya.

"Aku cuma gak mau Reyhan apa apa nyuruh kamu,apa apa manggil Mah. kalau seperti itu terus mau kapan dewasanya."

"Reyhan gak nyuruh aku, aku yang inisiatif sendiri," balas Raya.

"Kamu jangan seperti itu terus, Rey. Reyhan udah beranjak dewasa, gak seharus nya apa apa kamu yang melakukan .Dan Reyhan, kamu paham?" Reyhan mengangguk.

"Semua anak aku didik sama, Mas. Semuanya aku perlakukan sama, cuma ngambil jaket aja kamu ngomel. Gak habis pikir aku sama kamu," ketus Raya.

"Ayo Nak habisin sarapannya, kalau mau sekolah untuk saat ini jangan bawa motor atau mobil ya. Mamah udah menelpon Orio buat jemput kamu." Reyhan mengangguk.

"Makasih Mah." Raya tersenyum.

Setelah beberapa menit Reyhanpun pamit untuk pergi sekolah. Apalagi Orio telah menunggunya dihalaman rumah Rian.

"Kamu lagi banyak masalah ?" tanya Raya pada Rian yang masih melamun.

"Aku tau mungkin kamu sedang ada masalah, tapi jangan melampiaskan amarah kamu pada Reyhan, kasian dia. Jangan buat Reyhan berpikir cara mendidik kamu beda. Kamu mendidik Bryan seperti itu, kamu juga harus mendidik sama."

Rian mengangguk.

"Maafin aku. kantor lagi banyak masalah, apalagi dengan masalah jatohnya Reyhan, itu buat aku kepikiran terus."elas

"Selesainbaik baik ya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Dan kamu liat, sejauh ini Reyhan tidak apa apa. kamu jangan terlalu khawatir." Rian mengangguk.

"Nanti minta maaf sama Reyhan ya."

"Ia Ray."

"Ouh ya .Bryan pulang, kemungkinan aku jemput dia dibandara nanti siang," ucap Rian yang membuat Raya kaget dan bahagia.

REYHAN || ENDWhere stories live. Discover now