chapter 64

3.5K 325 6
                                    

Reyhan terbangun dengan keringat yang membanjiri seluruh badanya, ia didatangi Gibran. Reyhan tidak bisa menjelaskan tentang mimpi itu.

Reyhan menghela nafas."Jangan bawa gua dulu A, gua masih mau bahagiain Ayah sama Mamah."

Reyhan melangkahkan kakinya pelan,namun kembali badanya membungkuk. Dadanya kembali berdenyut, mulai sesak dan Reyhan kembali panik.

"Tenang, gua harus tenang," lirihnya pada dirinya sendiri.

"Uhukk.. uhukk.." Reyhan menekan dadanya mencekram dadanya untuk menghilangkan rasa sakitnya walaupun tidak ada gunanya karena rasanya masih saja sakit.

"Eughhhhhhh," ringisanya tertahan.

Ceklek

"Rey gua- astagfirulloh," potong Bryan yang langsung berjalan rusuh dan memegang badan Reyhan yang mulai melemah.

"Ka.. sa.. kith," lirihnya.

Bryan membawa Reyhan kembali ketempat tidur, dengan cepat Bryan mengambil obat dan memberikan obat penahan rasa sakit untuk Reyhan.

"Langsung telan.."

Reyhan menelanya walau sesekali ia terbatuk, karena terlalu memaksakan meminum obat dalam keadaan seperti ini.

Bryan mengusap dada Reyhan."Istigfar Rey.."

Tanpa disuruh pun Reyhan beristigfar dalam hatinya. Ini masih sore, dan niatnya Bryan masuk kekamar Reyhan untuk meminjam laptopnya namun Bryan dibuat panik oleh keadaan Reyhan.

"Tenang, kalau berreaksi harus tenang, kebiasaan selalu panik makanya semakin sesak."

"Gak bisa tenang, gua selalu ngerasa kalau gua kambuh Tuhan akan ngambil nyawa gua."

"Jangan ngomong gitu." Bryan mengusap keringat Reyhan dengan tisu.

"Kalau udah enakan, sholat asar ya udah jam 4." Reyhan mengangguk.

"Kak, kata Ayah gua baik baik aja, kenapa bisa kambuh?"

"Ac kamar dingin, itu alasanya," balas Bryan dan mengambil remot ac Reyhan dan mengaturnya kembali.

"Ia kah?" Bryan mengangguk.

Dirasa membaik, Reyhan menyuruh Bryan keluar tanpa memberitahu pada mamahnya kalau ia kambuh.

Reyhan mengambil ponselnya karena ada Dinda yang menelponya.

"[Hallo Din]"

"[Halo, kamu kemana aja? Katanya urusanya sampe siangan]"

"[Ia maaf. Sehabis kepentingan keluarga aku ketiduran dan baru bangun]"

"[Oh ya? Suara kamu serek, kenapa?

"[Ah masa? Ia ini aku mau flu kayaknya]

"[Jaga kesehatan dong, kan sebentar lagi kita mau menghadapi ujian..]"

"[Ia sayang.. kamu dimana? Ko rame gitu?]"

"[Aku mau pulang habis dari rumah Nabila]
"[Mau aku jemput?]"

"[Apa bisa?]"

"[Tunggu ya aku sholat dulu]'

"[Ia.]"

Reyhan mengambil wudhu dan melaksanakan sholat juga bersiap siap untuk menjemput sang kekasih. Bodo amat dengan kondisi tubuhnya yang baru saja kambuh.

"Mau kemana?" tanya Raya yang baru saja menidurkan Cio karena kecapean setelah bermain.

"Aku ada urusan sebentar Mah keluar. Boleh?"

"Sebaiknya kamu istirahat aja.."

"Ah udah Mah aku gak papa, kata Ayah hasil kontrolnya baik ko."

REYHAN || ENDWhere stories live. Discover now