chapter 49

6.7K 714 122
                                    

Reyhan membaringkan tubuh lelahnya tanpa menganti pakainnya dengan yang bersih. Ia terlalu lemas hanya untuk mengambil baju.

Reyhan memejamkan mata lelahnya hingga terlelap dengan sendirinya. Mau tak mau ia harus bangun lagi nanti.

***

Reyhan terbangun dengan rasa tak enak dan untuk bergerakpun rasanya sangat lelah. Entahlah Reyhanpun heran dengan tubuhnya.

Reyhan memaksakan diri untuk terbangun dari posisi baringannya dan mengambil handuk yang ia gantung, sedikit tertatih memang.

"Huhh kenapa sih," lirihnya menekan dada kirinya yang terasa ngeri.

Tok...tok...

"GUA MASUK YA REY!" teriak dari luar, suara Bryan.

Ceklek

Reyhan menoleh."Gua kira belum bangun," ujar Bryan yang masuk kedalam kamar.

"Udah,' "pelannya.

Reyhan menormalkan wajahnya untuk terlihat biasa biasa saja. Gini gini juga Reyhan tak mau Bryan khawatir kepadanya, ingin selalu terlihat baik baik saja didepan mereka.

"Baru bangun?" Reyhan mengangguk.

"Ngapain?" tanya Reyhan.

"Ngecek doang takut lo belum bangun dan kesiangan berangkat," jelas Bryan.

"Ouh gua mau mandi, lo bisa keluar," kata Reyhan dan masuk kedalam kamar mandinya.

Bryan menghela nafas."Si Rey kenapa?" gumam Bryan.

Didalam toilet, Reyhan mengantungkan handuknya dan berdiri didepan cermin yang ada didalam kamar mandinya.

Ternyata ada luka lembam diarea dada sebelah kirinya, Reyhan tak ambil pusing bisa saja itu kebentur karena jatuhnya kemarin.

Tapi Reyhan tak bohong jika dadanya agak ngeri, apalagi semalam ia merasakan agak berat dan sesak.

"Positif thingking ajalah," acuhnya.

Dan Reyhan melaksanakan ritual mandinya dengan cepat karena ini sudah agak siang. Ia tak mau kesiangan untuk malam ini.

Setelah hampir 10 menitan Reyhanpun keluar dari kamar mandi dan mengambil baju seragamnya yang digantung.

Setelah selesai dengan segalanya, Reyhan akan turun kebawah.

"Tata leyyy," teriak Cio yang sedang disuapin oleh Bi Ina.

Reyhan tersenyum pada Cio yang berlari kearahnya."Apa?" tanya Reyhan, ya beginilah Reyhan.

Cio cemberut."Tata ley dali mana tajah?" tanya Cio yang merasa waktu bersama kakaknya ini kurang.

"Ya sekolah atuh ngapain lagi? Lo kira gua kayak lo yang cuma makan ama tidur doang," kekeh Reyhan mensejajarkan tinggi.

"Ioo.. .tanen tata ley," pelannya.

Reyhan tersenyum, merasa gemas dengan adik manisnya ini."Sini atuh peluk." Ciopun memeluk Reyhan dengan erat.

"Adenn ayo makan lagi," tutur Bi Ina yang menyusul Cio.

Reyhan melepas pelukannya dengan Cio."Cio makan sama biar gede.."

Cio mengangguk."Bibi Io mau matannya dilual," ajak Cio.

Bi Ina mengangguk."Ayo.." Bi Inapun tersenyum pada Reyhan dan menyusul Cio yang udah lari keluar.

Reyhan kembali berdiri, tiba tiba merasa berat diarea dada kirinya membuat Reyhan tertengun beberapa menit hingga Bryan yang menyadarkan Reyhan.

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang