40. Abah 🏘️

1.6K 301 29
                                    

Halo guys^^

Gimana hari kalian?

Btw, selamat datang di Paviliun 🏘️

Happy reading!


🏘️🏘️🏘️




Akhir-akhir ini Jayadi bersaudara sering mengunjungi rumah Ata. Ntah sekedar singgah sebentar atau sampai bermalam. Seperti hari ini..

"Ncep gak setuju kalau Edi Edi itu ikut nginap! mau ngapain dia?! ikut belajar UTS juga?!!" kata Ecan kesal

"Setuju, mau ngapain juga ikut nginap? adeknya aja yang nginap, dia jangan" sahut Jeffrey

"Mau liat Bu Lilis sama bu Cici Ceribel lagi apa liat banyak anak cowok di rumah?" Dengus  Alten

"Ceribel apaan? Kamu cantik~ cantik~ dari hatimuUUUU ~ ?" Tanya Mark dengan polosnya

"Ceribel is cerita belakang, gitu aja gak tau main lu kurang jauh sih" olok Ecan

"Main lu yang kejauhan sampai tersesat dan gak tau arah jalan pulang, jadi butiran debu kan lu" Sahut Renaldi


"Kenapa kalian tidak setuju?" tanya Arwan

"Yah pokoknya gak setuju aja. Gak ada keperluan kok datang" Dengus Doyard

"Lalu kalian sendiri kesini ada keperluan apa?" tanya Arwan sambil tersenyum, tangannya bersedekap sambil menatap satu persatu para anak sahabatnya

🏘️

Biasanya sehabis makan malam, para geng paviliun akan mencar di dalam rumah. Seperti nongki ganteng diteras sambil minum kopi dan main domino, Nonton tv, bikin gorengan di dapur, atau nyiram tanaman semangka... siapa kah itu? tentu saja Mark Kusuma seorang.

Tapi kali ini beda, sehabis makan mereka kompak mendengus sambil balik ke paviliun. Jeffrey dan Doyard juga mau ikutan balik tapi keburu di tahan sama Ata, "Aa' mau kemana? kan hari ini Aa' yang beberes dapur"

Enak saja oknum bersama Jeffrey dan Doyard ini main kabur padahal cucian piring memanggil.

"Ngapa lu disini?" tanya Juzzel heran liat Hendri duduk manis di dalam paviliun sambil main Lego punya Winar

"Main Aa' masa nyangkul?" jawab Ojun, padahal bukan dia yang ditanya

"Lah nih anak ngapain juga dimari?!" Juzzel kaget liat Ojun dan Liuka main domino bareng Ecan dan Renaldi

"Nih bocil-bocil ngapain dah?!menuhin tempat aja" Dengus Alten

"Tau nih Bocil, bikin kuota oksigen di paviliun menipis. Geser dong gue ikutan" Alten duduk disebelah Ecan

"Dih gak malu main sama Bocil" Ejek Hendri

"Eh gak belajar ? noh Ata, Juli, Cecep sama Iko udah di ruang tv" kata Johnny yang baru habis dari dapur sambil nenteng gelas kopinya

"Malas ada ebi" jawab Ecan

"Kang Edi" kata Hendri membetulkan perkataan Ecan

"Woy dipanggil Abah ikut belajar" kata Doyard yang baru masuk ke paviliun bareng Jeffrey

"Malas pt. 2, Ebi kan yang ngajar?" sahut Mark, asik memainkan Lego bareng Hendri

Hendri melipat kedua tangannya sambil menatap satu persatu geng paviliun, "Memangnya kenapa kalau Ata sama kang Edi? kan cocok! lagi pula kang Edi juga calon dokter. Kalau Aa'? saya tebak, pasti pengangguran kan? lah kok bisa-bisanya berharap itu loh!"

skak mat!

bahkan doyard yang pandai bersilat lidah pun terbungkam.

"Gue gak terima dikatain! tapi tuh Bocil bener juga!"

🏘️


"Jadi Ata sudah memutuskan untuk lanjut kemana?" tanya Edi sambil memperhatikan Ata yang duduk didepannya

Ata yang sedang mengerjakan soal biologi seketika berhenti.

"Ata kan mau ikut sama kang Edi, Kumaha atuh kang" goda Ryuni sambil menyenggol Ata

"Iya teh, teteh tidak pernah cerita sama Aa' mau lanjut dimana?" Tedy ikut bergabung bersama mereka

Ata tersenyum canggung sambil sedikit menunduk dalam hati dia bersuara, "Sebenarnya.. saya sudah mendaftar"






Arwan duduk menepi di teras rumah, ditemani hujan rintik dan segelas kopi hitam.

Arwan memijit keningnya saat memeriksa pengeluaran dan pemasukan yang ditulisnya secara manual dalam buku folio.

"Dingin bah" Kun ikut duduk disebelah Arwan sambil berselimut sarung

"Pemasukan menurun sejak 7minggu terakhir, banyak juga sayuran yang busuk di perjalanan sehingga stok di kota jadi banyak yang kosong. Pak Yahyah sudah kirim file nya ke Kun tadi" kata Kun

"Iya Abah tau, sepertinya cuman bisa drop ke mang Didi saja. Untuk sampai ke pak Yahyah masih terlalu beresiko. Besok biar Abah cek perkebunan di kampung sebelah" Arwan sedikit memijit dadanya yang mulai terasa sesak

"Abah tidak Apa-apa?" tanya Kun

"Dada Abah akhir-akhir ini sering sesak, tapi tidak apa-apa" Arwan tersenyum, mencoba meyakinkan Kun akan kondisinya

"Besok biar Kun saja yang pergi ke kampung sebelah, Abah di perkebunan saja" Kun tidak bisa menghilangkannya raut wajah khawatir nya. Karena ini bukan pertama kalinya Arwan mengeluh dada nya terasa sesak.

"Hatur nuhun Aa' " tangan Arwan mengelus rambut Kun

"Abah jangan berterima kasih sama Kun, harus nya Kun yang berterima kasih karena Abah dan Umi sudah bersedia merawat Kun"

🏘️

"Salim dulu sini kalau pergi sekolah, sama calon suami masa gak pamit?" Juzzel berdiri didepan pintu, masih mengunakan sarung.

"Loh? bukannya calon suami Ata itu kang Edi?" mulut Ojun berbunyi

"MANA ADA?!! NIH KENALIN JUZZEL WODITO!! JODOH DUNIA AKHIRATNYA  ATA!!" Juzzel dengan hebohnya menepuk dadanya didepan Ojun

Ata mendengus, "Sudah Aing kasih tau kalau Aa' Usep ngomong teu didengerkeun, sampai lebaran monyet juga tidak ada habisnya"




"Maneh sudah daftar snm?" tanya Jeriko

Ryuni dan Ata mengangguk

"Maneh?" tanya Iko ke Lukas

Lukas nyengir, "Maneh lupa Aing teu masuk kuota?"

"Hapunten, aing hilap" Jeriko tersenyum canggung

"Teu kunanaon, kalau kalian berhasil aing ogé bageur" Lukas tersenyum lebar sambil merangkul bahu Ryuni, Ata dan Jeriko sekaligus

"Eiyy" Dengus Chepta dan Julian melihat adegan 'norak' kakaknya itu

🏘️

Pulang sekolah, Ata dan Julian terkejut terheran-heran. Karena tumben rumah sepi dan sunyi, bahkan pintu paviliun pun tertutup.

Ata sedang menyapu teras dikala salah satu pekerja di perkebunan mampir kerumah Ata sambil membawa sekarung singkong didalam gerobak dorong nya.

"Neng geulis tidak ikut ke puskesmas?" tanyanya

Ata mengerutkan keningnya bingung, "Kunaon uwa?"

"Pak Arwan tadi jatuh pingsan di kebun, jadi dibawa sama si kasep"



🏘️🏘️🏘️

[AU] Paviliun 🏘️ | NCT ✔Where stories live. Discover now