[AU] Paviliun 🏘️ | NCT ✔

The Wicaksono

Apa yang dilakukan oleh
Winar Wicaksono
sehingga terdampar di rumah Cahyadi?

.

Disebuah rumah mewah yang jauh dari hiruk-pikuk kota, Seorang pemuda tampan dengan wajah datar siap menyantap sarapannya.

Baru satu gigitan, pemuda tampan itu menghentikan sarapannya kemudian tanpa berkata dia menatap tajam kepala asisten tersebut dan berlalu dari ruang makan setelah menyambar sebuah apel.

Dwi, Kepala asisten, tersebut menghela napas, kemudian menggerutu ke chef yang memasak sarapan pagi itu, "Bikin toast nya pakai resep yang saya kasih kan? gak ada yang salah?"

Sebelum memasuki ruang kamar, Dwi mengetuk pintunya terlebih dahulu. Memasuki kamar Pemuda tampan yang sudah dia rawat sejak kecil.

"Saya minta maaf sarapan kali ini masih tidak sesuai dengan selera tuan. Saya akan mencari chef baru" katanya dengan penuh sopan

Pemuda tampan yang di per-Tuan-kan di kediamannya, menatap kosong hamparan kebun apel dari balkon kamar.

"Bukan salah pak dwi, bagaimana pun tidak ada yang bisa masak seperti Mimi" katanya dengan datar.

Lagi dan lagi, Dwi menghela napas. Sedikit Dwi akan perkenalkan tentang siapa pemuda tampan ini.

Dia Winar Arya Wicaksono. Anak semata wayang dari Liem Wicaksono dan Mei. Anak yang lucu dengan segala tingkah polos dan keingintahuan nya. Selalu tersenyum ketika menyapa siapapun yang dikenalnya. Sangat bahagia ketika mulai merakit perkakas menyerupai mesin atau robot dan karena hobinya ini dia beberapa kali memenangkan kejuaraan. Si Pecinta Susu vanila dan buah apel.

Dan dia benci sendirian.

Seperti itu lah gambaran tentang Seorang Winar Wicaksono. Iya seperti itu sebelum peristiwa besar terjadi dan membuat hidupnya jungkir balik dan mulai bersahabat dengan kesendirian.

2tahun lalu. Saat Winar beserta Miminya, Mei, sedang dalam perjalan hendak menghadiri perlombaan robotika di mana Winar merupakan salah satu pesertanya.

Tapi saat sampai di lokasi ternyata Winar melupakan kotak perkakasnya sehingga membuatnya sangat panik.

Ditengah Kepanikan Winar dan waktu yang semakin mendesak akhirnya Mei menawarkan bantuan hendak pulang guna mengambil kotak perkakas Winar.

Naas, diperjalan mobil yang ditumpangi Mei mengalami kecelakaan hebat. Tepat hari itu, Winar kehilangan sosok Miminya.

Sejak saat itu hingga detik ini, Winar menjalani hidup bak robot yang dibikinnya.  Terlampau diam, menghabiskan waktu dikamar tanpa melakukan apapun, tidak bersosialisasi dengan sekitar kecuali dengan Pak Dwi. Tidak juga dengan Liem Wicaksono selalu Papinya.