8. Kok balik? 🏘️

2.1K 367 10
                                    

Malam hari di rumah Cahyadi.

"Abah henteu hariwang aranjeunna? (Abah tidak khawatir sama mereka?)" Tanya Kun sambil menuangkan susu untuk Ata dan Juli.

"Naha hariwang? (Kenapa khawatir) Mereka yang pergi, bukan Abah yang ngusir" kata Arwan sambil menyesap kopi hitam nya.

"Nanti mereka nyasar bagaimana? Mereka tidak tau daerah sini" Kata Tedy

"Kalau tidak tau kenapa nekat pergi?" Arwan tersenyum kecil sambil memakan makan malamnya

"Aa' kaya gak tau Abah saja, Abahkan susah dikasih tau" sindir Ita sambil melirik kopi hitam punya Arwan. Ita memang melarang Arwan meminum kopi hitam kalau malam, itu ngebuat Arwan susah tidur dan berakhir begadang.

Sehabis makan malam Julian dan Ata belajar bersama ditemani Kun. Sementara Tedy dan Arwan ngobrol di teras.

"Aa' khawatir sama mereka?" Tanya Julian, tangannya asik menghitung deretan angka di buku cakaran.

"Mereka cuman sarapan tadi pagi, habis itu langsung pergi. Apalagi mereka gak tau daerah sini, yah cukup buat Aa' khawatir" jelas Kun

"Abah gak terlalu keras sama mereka?" Tanya Ita

"Saha?" Tanya Arwan balik, Tedy cuman mengangguk

"Si kasep" Ita dengan gemesnya mukul lengan Arwan

"Mereka yang pilih pergi, Abah gak mau tahan. Biarkan saja" jawab Arwan sambil tersenyum.

Ditangannya, Arwan tampak asik menyemprotkan air untuk tanaman biji kacang hijau yang baru siang tadi ditanamnya dalam beberapa botol plastik besar.

"Upami aya kajadian, éta kalepatan anjeun (kalau terjadi sesuatu, pokoknya salah mu)" Ita ninggalin Arwan diteras, memilih bergabung dengan anak-anaknya di ruang tv





Tedy yang baru selesai mengecek gudang cuman bisa menggeleng kan kepalanya, gak ngerti dengan pola pikir bapaknya ini.

"Besok kamu ke mang Didi. Antar pesanan"

"Loh? Bukannya lusa baru diantar, bah?"

"Sudah kamu antarkan saja besok" kata Arwan sambil tersenyum penuh arti, dia menepuk sekilas pundak Tedy sebelum masuk kedalam rumah dan bergabung dengan yang lain.

🏘️



Malam ini mereka bersepuluh memilih tidur di emperan pasar. Tidur sambil memeluk perut nya. Yap, mereka kelaparan.

Untung saja tadi ada warung kecil yang menjual obat maag, cukup untuk mengatasi sakit maag Ecan dan Juzzel.

"Aishh" Theo gak bisa tidur, selain karena tempat nya yang gak memadai, nyamuk sedari tadi berdengung di telinganya.

Dia mendapati Jeffrey yang asik menyesap rokoknya ditengah keheningan malam.

"Rokok?" Jeffrey menyodorkan rokoknya ke Theo, Theo menggeleng sambil sedikit menjauh dari Jeffrey. Asap rokok coyy. Theo mengeluarkan obat dari saku jaket nya, dengan penuh perjuangan dia meminum obat itu.

"Bukannya beli makanan, malah beli rokok" dengus Theo setelah berhasil menelan obat nya

"Gak ada yang bisa dimakan, yaudah rokok aja yang dimakan. Sayang gak ada Wine" katanya

[AU] Paviliun 🏘️ | NCT ✔Where stories live. Discover now