33. Tubir 🏘️

1.7K 345 47
                                    

Halo^^
Selamat datang di paviliun ❤️

1628 word wkwk

🏘️🏘️🏘️

Ata sedang membersihkan rumah bareng Ita, Ecan, Jeril dan Julian.

"Umi, sebenarnya ada apa?" tanya Ata, dia sebenarnya gak ngerti sama apa yang terjadi dan tidak mengerti sama apa yang baru saja dia ucapkan.

Lebih tepatnya Ata gak tau kalau geng paviliun udah tau perihal gosip.

"Bukannya teteh lebih tau yah?" tanya Ita balik sambil mengusap rambut Ata

"Teh nanti temanin Umi kepasar yah? buat belanja untuk pengajian besok. Umi juga mau minta si kasep temanin buat bantu angkat belanjaan nanti" tambah Ita







"Gue yang nyapu, lu yang siram tanaman" kata Ecan sambil mulai menyapu. Dengan seenaknya dia nyuruh Jeril

Tapi gak sampai 5 menit tiba-tiba Ecan nongol di sumur tempat Jeril lagi ngisi ember buat nyiram, "Gak jadi, lu yang nyapu, gue yang nyiram. Minggir lu"

Ecan mendorong Jeril, karena lantai sumur jadi licin Jeril hampir terpeleset kalau saja Ecan tidak segera menahan lengannya, "Lu hati-hati dong! Ceroboh banget jadi manusia. Lembek, lagi cosplay jadi cendol?!" Ecan ngegas

Jeril yang masih shock cuman bisa memegangi dadanya, jantungnya benar-benar berdegup kencang.

"Udah biar gue yang kerjain, mending lu masuk sana" kata Ecan sambil mengangkat ember berisi air untuk menyiram.

🏘️

Sore ini ada pengajian di rumah Arwan, membuat Ata, Lukas, Uni, Chepta, Iko dan para gengs paviliun ikut membantu.

Dari pagi gengs paviliun sudah disibukkan untuk membersihkan halaman, rumah, dan membantu Ita menyiapkan makanan.

Shayuta membuka kaosnya yang sudah basah sama keringat, disampingnya ada Juzzel dan Jeril. Mereka membantu Arwan membersihkan halaman depan rumah.

"Anjir gue capek" keluh Shayuta sambil berbisik ke Juzzel. Bahaya kalau Arwan dengar.

"Sama Anjir, napas gue udah dikit banget ini" keluh Juzzel

Melihat Arwan yang sedang mengangkat tumpukan sampah seorang diri ke dalam gerobak, membuat Shayuta, Juzzel, Jeril secara spontan berdiri, "Biar kita saja bah yang bersihin"










"Jangan berani-berani lu nyentuh semangka gue yang berharga ini dengan tangan kotor lu" Mark menatap Ecan disebelahnya dengan tatapan memperingati

"Lebih kotor otak lu dibandingkan tangan gue" balas Ecan yang lagi asik nyabutin rumput liar di halaman belakang. Rumput liar sudah banyak tumbuh di sela-sela tanaman Semangka.

"Ini nih contoh manusia yang gak pernah berkaca, Tai kok ngomong tai" dengus Mark

Renaldi yang lagi berjongkok didepan mereka seketika kepo, "Kalian beneran satu sekolah?"

"Yups Pangeran satu sekolah sama busem ini" kata Ecan sambil sedikit mendorong bahu Mark

"Busem?"

"Budak Semangka"

Renaldi roll eyes, "Berarti udah saling kenal dong?"

Ecan berhenti mencabuti rumput, "Menurut lu siapa yang gak kenal sama orang yang tiap hari nentengin semangka kesekolah?!"

[AU] Paviliun 🏘️ | NCT ✔Where stories live. Discover now