Rezaya-26 : Berulah

6.2K 911 135
                                    

SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 2020

HOPE YOU LIKE THIS GUYS!

***

"MAKSUD lo apa?" Tanya Alena jutek.

Reza yang baru turun dari motornya mengernyit bingung, tak paham maksud pertanyaan Alena.

"Apaan sih?" Tanya Reza bingung.

"Yang lo bilang dichat, kalau lo anggap gue lebih dari sahabat maksudnya apaan?"

Reza menghela nafas pelan, ia tak langsung menjawab pertanyaan Alena. Reza mengambil helm untuk Alena kemudian memasangkannya sambil menatap wajah jutek Alena.

"Maksud gue, lo udah gue anggap sebagai sahabat gue" kata Reza sambil memasang pengait helm Alena.

"Serius lo?"

"Ya serius lah, emang lo mau gue anggap apa? Pacar gue?"

"Dih amit-amit" sewot Alena.

"Mangkanya jangan keseringan nethink terus" Reza menepuk-nepuk puncak helm Alena cukup kencang.

"Ih kepala gue sakit Reza!" Omel Alena.

Reza tertawa pelan, ia mencubit kedua pipi Alena gemas. "Duh singa betina ngamuk"

"Heh!" Alena melepaskan tangan Reza dari pipinya, "pipi gue juga sakit" kata Alena sambil mengusap kedua pipinya.

"Iya maaf" Reza memakai helm kemudian menaikki motornya, "buruan naik nanti lo telat kerja"

Dengan wajah juteknya, Alena menaiki motor Reza. Meletakkan tangannya di pundak Reza sebagai pegangan.

"Lo kalau gue bonceng megangnya dipundak mulu, sekali-kali peluk gue gitu. Ini gue udah mirip tukang ojek" keluh Reza.

Tangan Alena memukul pundak Reza kencang "lo ngomong mulu, kapan jalannya Reza?!"

"Iye-iye ngomel mulu lo kayak buaya"

Lagi, Alena memukup pundak Reza. "Tadi lo ngatain gue singa, sekarang buaya nanti apa? Serigala?"

"Nah cocok bagus tuh"

"Berisiki lo! Buruan deh!" Titah Alena kesal.

Reza tertawa kecil, ia melajukan motornya meninggalkan rumah Alena yang benar-benar sepi.

***

Begitu sampai dicafe tempatnya bekerja, Alena langsung turun dari motor, melepas helm nya dan memberikannya dengan kasar pada Reza.

"Kalau cara lo mendekatkan diri kepada Tuhan dengan ngebut dijalan, lain kali gak usah ngajak gue!"

"Biar cepet sampe Al, biar lo gak telat" kata Reza membela diri.

"Jam gue masuk kerja masih sepuluh menit Reza, gak usah alasan lo."

Reza menyengir tak berdosa, ia kembali mencubit pipi Alena gemas. Wajah marah Alena memang sangat menarik.

"Nanti pulangnya gue jemput, kabarin ya" pesan Reza sambil mengusap puncak kepala Alena.

"Iya nanti gue kabarin, makasih ya Za. Hati-hati dijalan, jangan ngebut."

Reza mengangguk sambil tersenyum manis. Ia kemudian melaju meninggalkan Alena didepan cafe. Bibir Alena ikut tersenyum melihat kepergian Reza.

Jujur saja, Alena mengakui Reza lelaki yang baik. Lelaki itu sangat ramah dan pandai bergaul dengan siapapun. Alena juga nyaman berada didekat Reza.

REZAYA [REVISI]Where stories live. Discover now