Rezaya-19: Broken

12.2K 1.2K 116
                                    

Kunci sebuah hubungan adalah kepercayaan. Dan kesalah pahaman adalah awal keretakan.

***

ALENA memasuki rumahnya diikuti Jovan dari belakang sambil membuka ponsel. Tubuh Alena berbalik, menatap Jovan untuk menuntut penjelasan. Namun lelaki itu masih sibuk memainkan ponselnya.

"Jo, gak ada yang mau kamu jelasin?" Tanya Alena membuat Jovan menatapnya sebentar kemudian memasukkan ponselnya kedalam saku celana.

"Apa?" Tanya Jovan balik.

"Kemarin kamu kemana?" Tanya Alena baik-baik. Ia tidak ingin ada pertengkaran dengan Jovan.

"Aku ada urusan Al" jawab Jovan lembut.

"Urusan apa?" Tanya Alena masih penasaran.

"Urusan penting yang gak bisa aku abaikan" jawab Jovan, tak ingin Alena tahu segalanya.

Alena mengangguk paham. Sadar bahwa itu privasi Jovan. Ia hendak berbalik memasuki kamar untuk berganti baju.

"Al!" Panggil Jovan membuat Alena kembali menatapnya.

"Aku harus pergi. Aku kesini mau pastiin kamu baik-baik aja." Jovan mengusap sisi kepala Alena lembut dengan senyum kecil.

"Kemana lagi?" Tanya Alena.

"Aku udah hubungin Reza, bentar lagi dia datang. Kalau ada apa-apa hubungin aku" Jovan tak menjawab pertanyaan Alena, ia mengecup kening Alena. Kemudian berjalan keluar meninggalkan Alena yang masih kebingungan.

"Kamu tau segala hal tentang aku, tapi aku gak tau apapun tentang kamu Jo" teriak Alena membuat Jovan berbalik menatap Alena dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Lebih baik kamu gak tahu apa-apa tentang aku Al" kata Jovan, langsung menaiki motornya dan pergi meninggalkan Alena.

***

Reza datang kerumah Alena dengan senyum mengambang, membuat Alena menatapnya heran.

"Gila ya lo?" Tanya Alena sarkastik.

"Puji syukur gue waras" kata Reza, ia langsung memasuki rumah Alena dan duduk santai disana.

"Nih gue balikin" Reza menyodorkan kotak makan berwarna hijau pada Alena, yang langsung disambut kasar oleh gadis itu "santai dikit bisa kali Al."

"Gak bisa santai kalau buat lo. Semalam datang nangis-nangis sekarang datang senyum-senyum. Emang udah gila lo" cerocos Alena sambil meletakkan kotak makan ke dapur.

"Gimana gue gak senyum kalau dapat kabar bahagia" kata Reza semakin melebarkan senyumnya.

"Kabar bahagia apa?" Tanya Alena, duduk disamping Reza.

"Yang pertama, kabar kalau gue akan nemenin lo karena Jovan gak bisa."

"Sialan lo!" Umpat Alena kesal.

"Mulutnya anak cewe kok kasar" sinis Reza.

"Dih apa urusannya sama lo?" Tanya Alena sewot.

"Whatever whatever" Reza memutar bola matanya malas. "Yang kedua, orang yang semalam kebakar selamat Al." Kata Reza dengan senyum manis.

Alena ikut tersenyum mendengar perkataan Reza. Ia senang karena dengan berita itu, mungkin Reza bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

"Gue mau jenguk dia, tapi gue pengen lo ikut. Gimana?" Ajak Reza.

"Gue siap-siap dulu" Alena bangkit dari duduknya dan berjalan memasuki kamar. Tak masalah ia menemani Reza, lagipula Reza selalu menemaninya. Entah dalam keadaan senang atau sedih, Reza selalu ada untuknya.

REZAYA [REVISI]Where stories live. Discover now