Rezaya-2: Masalah

38.7K 3.4K 447
                                    

Benar, tidak ada yang tidak mungkin di dunia. Aku yang awalnya tak percaya cinta pandangan pertama, kini malah tak ingin kehilangan dia.

***

REZA menjalankan motor dengan pelan. Hari sudah larut malam, namun jalan ibu kota memang tak pernah sepi. Pantas di kenal sebagai kota yang tak pernah tidur,

Lelaki itu sengaja menjalankan motor dengan pelan, karena pikirannya sedang tak fokus. Perbincangan dengan The Marvel di warbel benar-benar memenuhi pemikirannya. Rasa khawatir pada Alena langsung menyusup pada relung hatinya.

Hampir dua tahun Reza bersekolah di SMA Pelita, tapi ia tak pernah sedikitpun mengenal Alena. Kenapa rasanya, Reza menyesal tidak mengenal Alena sejak lama?

Lelaki itu hendak menaikkan kecepatan motornya saat berada di jalanan sepi, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat seorang perempuan yang di kerubungi tiga lelaki yang berdiri sempoyongan, ketiga lelaki itu dalam keadaan mabuk.

Ia langsung memberhentikan motornya ketika sadar siapa perempuan itu. Dengan langkah panjang ia menghampiri mereka dan langsung melemparkan helm full face miliknya ke salah satu lelaki yang memegang tangan Alena.

"BANGSAT!" Umpat Reza memukuli satu persatu preman itu.

"Siapa lo hah?! Sok jagoan banget lo!" kata salah seorang lelaki dengan lengan yang penuh tato. Lelaki itu sebenarnya sudah lumayan babak belur oleh Reza, namun sepertinya ia tak mau menyerah.

"SIALAN!" Maki Reza kembali memukuli lelaki itu hingga benar-benar tak sanggup berdiri.

Kedua lelaki lainnya langsung mengangkat tubuh temannya yang tumbang, mereka berjalan sempoyongan meninggalkan Reza dan Alena.

"Lo gapapa?" Tanya Reza khawatir matanya menatap Alena yang tertunduk, bahu gadis itu bergetar pertanda Alena tengah menangis.

Tanpa aba-aba, Reza langsung memeluk tubuh Alena. Membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya. "Gak usah takut, ada gue" kata Reza lembut sambil mengusap punggung Alena.

"Ayo pulang, gue anterin" Reza merenggangkan pelukannya, ia merangkul tubuh Alena yang masih bergetar. Gadis itu sama sekali tak mengatakan apapun, hanya isak tangisnya yang sedari tadi terdengar.

Senyum Reza terbit kala menyadari Alena menggunakan jaket miliknya walaupun sedikit kebesaran di tubuh ramping gadis itu. Melihat Alena menggunakan jaketnya, perasaannya langsung menghangat.

"Sini gue bantu" Reza mengulurkan tangannya saat sudah berada di atas motor, membantu Alena yang akan menaiki motornya.

Dengan ragu, Alena menyambut uluran tangan Reza. Menaiki motor lelaki itu dengan hati-hati.

"Kalau mau di lanjut nangisnya gapapa, punggung gue bisa jadi tempat bersandar buat lo" kata Reza saat Alena sudah menaiki motornya.

Tak mendapat respon apapun dari Alena, Reza menarik kedua tangan gadis itu dan melingkarkan di perutnya. "Gue gak mau ambil resiko kalau lo jatuh"

Setelah itu Reza melajukan motornya dengan kecepatan standar. Jika biasanya ia akan mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, namun kehadiran Alena di belakangnya mampu membuat lelaki itu berpikir seribu kali untuk mengendarai motor seperti biasanya.

Dan juga, Reza ingin berlama-lama bersama Alena.

***

Motor sport milik Reza kembali memasuki pemukiman tempat tinggal Alena. Suasana pemukiman itu masih cukup ramai meski malam sudah berada di puncaknya.

REZAYA [REVISI]Where stories live. Discover now