Rezaya-22: Filosofi Pertemanan

7.3K 1.2K 252
                                    

Halo selamat malam semua!

Masih ada yang nungguin aku update gak sih? Maaf ya slow update.

Gak panjang tapi aku harap kalian suka ya

Tinggalin komentar yuk biar aku semangat update.

Selamat membaca

***

Semua orang bisa datang dan pergi tapi setiap hal yang telah dilalui akan menjadi kenangan yang tersusun rapih

***

SEMENJAK Jovan meninggal, hubungan Reza dan Alena menjadi renggang. Secara terang-terangaan Alena menghindari Reza. Jika Reza datang ke kelasnya, Alena akan pergi keluar kelas mengabaikan Reza. Atau jika mereka bertemu dikantin, Alena akan langsung menghabiskan makanannya dan pergi dari sana. Jangankan untuk mengobrol berdua, melirik atau bertemu Reza saja Alena enggan.

Alena masih berusaha mengikhlaskan Jovan, dan ia masih tak terima oleh tindakan Reza. Ia tak pernah menginginkan siapapun menyakiti Jovan, termasuk Reza. Ia tidak marah pada Reza, tapi rasa kecewa benar-benar bersarang di hatinya.

Melihat Reza yang berada didepan kelasnya membuat Alena mendengus sebal. Tanpa memperdulikan kehadiran Reza, Alena berjalan keluar kelas membuat Reza dengan sigap meraih lengan Alena.

"Al, kita perlu bicara," pinta Reza.

Dengan kasar, Alena melepaskan lengannya dari Reza menatap tajam pada lelaki itu kemudian berlalu tanpa berbicara apapun.

Tak menyerah, Reza mengejar Alena. Menarik gadis itu dan memojokkannya ke tembok. "Kasih gue waktu buat jelasin semuanya Al."

"Lo mau jelasin apa? Gak ada yang harus dijelasin Za. Gue udah tau semuanya," balas Alena penuh penekanan.

"Al, gue lakuin itu karena gue gak suka Jovan kasarain lo. Selama ini gue baru tau kalau luka lebam yang ada ditubuh lo itu karena ulah Jovan, selama ini lo ada dihubungan toxic Al."

"Bukan urusan lo Reza!" Bentak Alena "gue biarin lo masuk dalam hidup gue bukan berarti lo berhak urusin hidup gue. Itu urusan gue sama Jovan, gak ada sangkut pautnya sama lo."

"Tapi gue mau nolongin lo, gue gak mau lo menderita. Gue peduli sama lo," ungkap Reza sambil memegang bahu Alena.

"Gue gak butuh lo tolongin Za," balas dengan mata yang memerah marah "kalau aja lo gak suruh orang buat mukulin dia, gue bisa habisin waktu sama dia. Gue gak akan curiga sama Jovan, juga gue gak akan diculik Za. Dan mungkin Jovan masih hidup sekarang." Kata Alena menggebu-gebu.

"Lo udah ngerugiin banyak pihak, lo egois"

Mata Reza menatap Alena sendu sekaligus merasa bersalah, ia melepaskan pegangannya pada bahu Alena.

"Sadar gak sih Za kalau lo udah nyakitin gue? Lo berusaha lindungin gue, tapi nyatanya lo udah nyakitin gue Za," perkataan Alena berhasil menusuk Reza hingga titik terdalam. Membuat lelaki itu tak bisa berkutik.

Alena pergi begitu saja, meninggalkan Reza sendirian. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi dan keadaan sekolah benar-benar sepi. Terasa seperti hanya ada Alena dan Reza disana.

***

"Pacarku hilang diambil orang, apakah diriku kurang tampan sayang?" Senandung Dion sambil menenggak minuman bersoda.

REZAYA [REVISI]Where stories live. Discover now