Rezaya-31: Hampir

3.7K 696 86
                                    

GOOD EVENING GUYS!!!

Aku sedih, sepertinya karena seringkali hiatus cerita REZAYA jadi sepi banget ya🥺

Maaf ya guys...

Makasih buat kalian yang selalu tunggu notif dari aku dan baca cerita ini.

AJAK TEMEN KALIAN BACA REZAYA YUK
SEBELUM VERSI CETAK NIH HIHI

Aku hanya manusia biasa, kalau ada typo harap dimaklumi dan segera di beri tahu ke aku yaaaa.

TERIMAKASIH

HAPPY READING💖

***

BEBERAPA hari semenjak taruhan berakhir, Reza menghindar dari Alena. Lelaki itu jarang sekali menghubungi Alena, padahal biasanya Reza tak pernah absen untuk menelepon atau mengirim pesan padanya.

Terlebih disekolah pun Alena tak dapat menemukan Reza. Meski seringkali Alena mendapati inti The Marvel di kantin ataupun lapangan sekolah, tapi tak ada Reza diantara mereka.

Alena bukan cewek dengan gengsi tinggi, jadi ia seringkali menelepon Reza dan mengirimi pesan tapi tak ada respon dari lelaki itu.

Seandainya Reza tahu kalau Alena mengkhawatirkannya, pasti lelaki itu akan berjingkrak kesenangan.

Kalau saja Alena tahu bahwa Reza ada disekolah dan sengaja menjaga jarak darinya pasti gadis itu sudah mengamuk dan mengomeli Reza.

Meski begitu Reza tetap memperhatikan Alena dari jauh dan dalam diam, ia tetap menjaga Alena sesuai kata hatinya.

"Samperin sana! Cemen lo berani nya liatin dari jauh doang, mana pake acara ngumpet-ngumpet segala," ejek Dion di samping Reza.

"Berisik lo!"

Reza sedang memperhatikan Alena yang duduk di bangku taman dari balik tembok. Sudah beberapa hari kegiatannya ini berlangsung. Terus mengikuti kemana pun Alena pergi dan memperhatikannya diam-diam.

"Udah mirip penguntit lo."

"Berisik banget mulutnya, pengen gue jahit?" Kesal Reza.

"Udahlah kalau gak berani ungkapin rasa ya move on aja, nyakitin diri sendiri kok betah," cibir Dion sambil menatap Reza sinis.

"Lagian ya, Tuhan itu takdirin lo sama Alena buat sahabatan bukan punya perasaan berlebihan sampe lo pengen pacaran."

Reza sangat tertohok dengan ucapan Dion kali ini. Jadi disini Reza yang salah?

"Jangan pertahanin yang nyakitin Za, hidup lo gak segabut itu." Dion berlalu, meninggalkan Reza yang mematung ditempatnya.

Bocah itu, tumben pikirannya lurus.

***

Reza bersiap menjalankan motornya sebelum getar di ponselnya menghentikan kegiatannya. Matanya terbelalak saat mendapati ada sebuah panggilan dari sang Ayah.

"Mampus!" Umpat Reza pelan. Ia menarik napas terlebih dahulu sebelum menjawab panggilan itu.

"Hal—"

"Pulang sekarang juga Reza Pramoedya!"

Reza mengusap dadanya mendengar suara tegas sang Ayah, "iya nanti."

REZAYA [REVISI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz