Prolog🐺

3.2K 279 53
                                    

🎵~Happy-Skinnyfabs~🎵

▪▪▪▪

~Menyembunyikan luka dengan tawa adalah jalan ninja ku.~ Jovan

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
.

.
.
.
.
.
.
.

🐺🦁

"JOVAN!!! BALIKIN SEPATU GUA!!"

Terlihat seorang pemuda tengah berlari menggunakan sebelah sepatu. Ia mengejar pemuda lain yang membawa lari sebelah sepatunya.

"KEJAR DONG! HAHAHA..."

Jovan, pemuda yang berlarian membawa sebelah sepatu milik temanya tertawa. Orang-orang yang berada dikoridor sekolah hanya menggelengkan kepala melihat kelakuannya. Hal seperti ini sudah menjadi tontonan mereka setiap hari. Walaupun begitu, mereka senang karena melihat kelakuan konyol keduanya.

"AWAS JO!!"

'Brakk

Terlambat, saking semangatnya berlari ia tidak melihat sekitar.

Pemuda itu menabrak tempat sampah, hingga semua isinya berhamburan keluar. Ia terduduk memegangi pantatnya yang sakit sambil meringis.

Orang-orang yang melihat hal itu tertawa lepas, begitupun teman Jovan. Pemuda itu cemberut bukan karena sakit, tapi malu. Ia dengan cepat bangun dan berlari menuju toilet.

¤¤¤

Jovan kembali dari toilet sambil menggerutu tak jelas. Ia berjalan duduk ditempat duduknya. Kedua temannya menatapnya heran.

"Ngapa lu Jo?" Brian pemuda yang ia ambil sepatunya tadi bertanya.

"Asem banget! Masa tadi gua dimaki triplek."

Brian menatap bingung.
"Triplek bisa maki?" Tanyanya heran.

Jovan mendengus malas. Sosok pemuda yang duduk tenang dengan wajah juteknya melirik malas.

"Gobloknya kumat," Kane pemuda dengan wajah jutek mencibir.

Mereka juga heran kenapa bisa punya teman model Brian ini. Otaknya memang sedikit lemot, hal itu kadang membuat orang gemas.

Brian menatap Kane kesal.
"Apaan goblok! Gua pinter ya!"

Jovan tertawa.
"Iyain aja, umur gak ada yang tau."

Ketika Brian ingin menjawab, seorang guru datang. Kelas yang semua ramai menjadi hening. Semua kembali duduk tenang.

¤¤¤

Sere hari terlihat cerah, warna jingga menghiasi langit biru. Seorang pemuda yang nampak tengah menikmati sore. Ia berjalan-jalan santai disebuah taman. Seragam sekolahnya pun masih melekat. Selepas pulang sekolah ia tidak pulang, melainkan kemari.

Terduduk disalah satu bangku. Menatap orang-orang disekitarnya dengan senyum.

"Lucunya." Ia terlihat gemas sendiri kala melihat seorang anak kecil tengah bermain ayunan.

Netranya berpindah, melihat seorang penjual balon. Dengan semangat dirinya bangkit, menghampiri penjual tersebut.

"Berapaan Pak?"

"Sepuluh ribu mas."

"Saya beli semua ya?" Ia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari sakunya.

"Ini Pak." Penjual tersebut nampak terkejut karena pemuda itu memberikan uang cukup banyak.

"Ini kelebihan Mas!"

Ia tersenyum manis. "Gapapa, rejeki." Mendorong uang itu kembali pada pria tersebut. Setelahnya meraih cepat csemua balon.

Penjual tersebut mengucapkan banyak terimakasih. Jovan mengangguk saja, ia berlalu menghampiri anak-anak yang tengah bermain.

"Ada yang mau balon!?" Semua anak bersorak gembira. Ia dengan sabar membagikan balonnya. Tertawa kala mendapat kecupan singkat dari beberapa anak.


"MAKASIH KAK!!" Seru mereka bersamaan.

"Sama-sama."

Ia menatap beberapa balon ditangannya. Dengan semangat dan senyum cerah pemuda itu membagikan balonnya pada pejalan kaki yang lewat.

Setelah semua habis, ia berjalan pulang. Tidak butuh waktu lama Jovan sampai pada kediamannya. Bahkan kini dia sudah berdiri didepan sebuah gedung apartemen. Selama ini memang dirinya tinggal disana, sendiri tanpa adanya teman.

Setelah naik ke lantai atas menggunakan lift, ia sampai pada salah satu unit. Masuk dan tak lupa mengunci pintu.

Menghela nafas perlahan, ia bersandar pada pintu menatap ruang tamunya yang sepi. Perlahan Jovan pergi kearah kamarnya. Merebahkan tubuhnya pada ranjang. Menghirup nafas panjang dan mengeluarkannya kasar.

Mengusap wajahnya kasar. Kini tidak ada lagi senyum manis itu. Saat ini hanya wajah datar tanpa ekspresi. Sebuah tipuan untuk semua. Tanpa tau seberapa sakit dirinya. Hanya ada tawa gila dalam drama dunia.

••••

"Selamat datang dikehidupan seorang Jovan Baker. Dunia yang penuh tipu daya. Dimana tawa adalah jalan ninjanya menutupi luka. Dan dimana kita bisa dianggap bodoh hanya karena tertawa bersamanya."

🐺🦁




MĄŚĶÃ {Topeng} || End✓Where stories live. Discover now