23. Liburan

631 89 6
                                    


"Lucu ya, dulu kita tidak saling mengenal. Namun sekarang, kita kerap pergi bersama. Aku hanya berharap, jangan pergi dan tidak mengenal ku kembali."...
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🐺🦁

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi mereka yang ingin berlibur. SMA Taruna Bangsa memberikan cuti sekolah setelah ujian tengah semester selama satu minggu. Walapun singkat, semua sangat gembira.

Mereka bisa pergi berlibur ke tempat yang telah direncanakan. Sama halnya dengan Tujuh pemuda ini.

Mereka akan pergi berlibur ke pantai selama beberapa hari. Sedari pagi pun telah berkumpul dikediaman salah satu dari mereka untuk berangkat bersama.

"Barang lo udah semua?" Brian mendekati Jovan yang hanya duduk melihat yang lain. Jovan mendongak dan mengangguk.

"Obat?"

"Udah, siap semua gua mah."

"Zio?"

Mengingat Zio, Jovan ingin tertawa saja.
"Aman, udah gua titipin."

Ia menitipkan Zio bukan disebuah penitipan hewan. Melainkan pada anggota GeTer. Ia membayangkan bagaimana nantinya mereka kelimpungan dengan polah nakalnya. Terutama Gerry dan Jordan, dua pemuda itu pasti mengeluh banyak.

Brian mengangguk dan ikut duduk disampingnya. Keduanya melihat teman-temannya yang tengah memasukkan barang bawaan kebagasi mobil.

Mereka menggunakan dua mobil milik Dion sendiri. Dion benar-benar memberi fasilitas yang bagus untuk mereka. Tempat tinggal telah ada, dan makan ditanggung juga. Benar-benar anak sultan.

Hingga netra keduanya beralih pada seorang anak laki-laki datang menghampiri yang lain. Ia masih cukup muda, mungkin masih SMP. Membawa ransel dan tanpa sungkan langsung memasukkan kedalam bagasi.

Dion yang tengah menata terkejut. Ia menatap tajam anak itu, yang hanya dibalas wajah datar.

"Apaan lo!?" Tanya Dion sewot. Semua melihat keduanya heran, kecuali Leon yang diam.

"Ikut." Hanya kata itu yang ia ucapkan lalu masuk kedalam mobil.

Dion mengusap dada sabar dengannya. Anak itu benar-benar mirip Ayahnya yang seperti es.

"Beneran lo mau bawa, Al?" Gilang menghampiri Dion.

Dion sendiri menggeleng tak tau dan melanjutkan aktifitasnya. Anak itu bernama Alrengga, putra pertama Elvando. Sifatnya tak jauh dari sang Ayah yang dingin.

Dion tidak masalah anak itu ikut, tetapi ia tak mau membuat masalah dengan Ayah anak itu.

Gilang menghampiri Al didalam mobil. Ia berdiri didekat jendela yang terbuka dan terlihat Al yang tengah bermain game.
"Bokap lo tar ngamuk," ujarnya.

Al berhenti bermain game, ia menatap Gilang tanpa ekspresi.
"Udah izin," setelah mengatakan itu ia kembali bermain game.

Gilang mengangguk dan pergi menghampiri Dion. Ia menepuk pundak sepupunya itu.
"Udah izin katanya."

MĄŚĶÃ {Topeng} || End✓Where stories live. Discover now