28. Ruangan Rahasi

518 91 10
                                    

"Misi mu bukan mencari mereka. Jangan mencari sesuatu yang bukan seharusnya kau cari. Aku disini, pelan tapi pasti akan ku tunjukkan semua pada mu." Jovan
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🐺🦁

Dalam gelap Leon mendengar suara wanita menggunakan bahasa asing. Ia tidak mengerti, alhasil hanya diam saja.

"Kann ich Ihnen bei irgendetwas helfen?"

Lagi suara itu terdengar. Ia ingin membuka suara, namun lebih dulu Jovan berbicara membuatnya diam.

"Aktivieren Sie die Hauptsicherheit und bereiten Sie den Raum vor." Serigala itu berbicara menggunakan bahasa asing yang sama dengan fasih.

"Befehle verständlich. Bereit zur Implementierung."

'Tingg

Secara tiba-tiba ada lampu yang menyala diatas kepala keduanya. Leon beralih melihat Jovan yang ternyata tengah membelakanginya.

Selanjutnya berganti dengan suara dengungan seperti lift berjalan. Dinding yang awalnya kayu lemari bergerak menjadi dinding besi. Ternyata bukan berganti. Lantai yang keduanya pijak turun dan dinding berganti menjadi lebih luas.

Sekarang mereka benar-benar berada dalam lift yang cukup luas. Jovan menekan tombol paling bawah pada sisi lift dekat pintu. Lift pun bergerak menuju bawah yang Leon rasakan.

Leon sendiri melihat sekitar lift. Ia cukup faham sekarang. Lift seperti ini ada dirumahnya juga, bedanya hanya sang Ibu yang menggunakan. Ia juga baru saja ingat, dulu Leo Papinya ingin membeli gedung ini. Namun sayangnya tak bisa karena alasan tak jelas. Ternyata ada rahasia digedung ini, sangat menarik untuknya semakin mencari.

"Gua percaya sama lo sepenuhnya, jangan jadi penghianat."

Mendengar penuturan tersebut, Leon menjadi ingat misinya. Namun tidak ada jalan lain, ia akan melakukannya.

'Tingg

Pintu Lift terbuka. Jovan dengan segera keluar dari sana diikuti Leon. Keduanya tidak langsung diperbolehkan masuk semakin dalam, karena ada pintu dengan leser merah yang mengelilinginya.

Jovan membawa Leon mendekat. Sebuah leser merah menyorot tubuh keduanya perlahan. Hingga selesai leser berganti warna menjadi biru. Hal itu menandakan bahawa keduanya aman untuk masuk. Dengan segera keduanya masuk setelah keamanan memberi jalan.

"Ini ruangan penting, yang dicari banyak orang." Jovan mulai bercerita mengenai ruangan ini.

Leon tetap bungkam melihat ruangan yang penuh alat-alat elektronik itu. Lampu hanya remang-remang saja. Namun ia dapat melihat jelas banyak komputer di sudut ruangan.

"Banyak rahasia besar yang tersimpan. Orang-orang dunia gelap banyak yang mencari. Cuma dua orang yang tau tempat ini. Pemilik utama dan gua, lalu sekarang lo." Jovan berjalan menuju kursi gaming yang didepannya banyak komputer.

Leon ikut mengambil kursi dan duduk disebelah Jovan.
"Kenapa lo percaya gua? Bisa aja gua berkhianat."

Jovan tekekeh dan menggeleng tak tau dengan pertanyaan Leon.
"Entah Niel, yang pasti kalau lo berkhianat. Jangan salahin gua kalo banyak orang ngincer lo." Leon menaikkan satu alisnya tak mengerti.

MĄŚĶÃ {Topeng} || End✓Where stories live. Discover now