26. Siapa Orang Dalamnya?

525 84 3
                                    

"Dimanapun kau berada kita pasti akan menemukan mu. Hanya menunggu waktu, semua akan benar-benar terlihat. Kaca gelap perlahan memudar menjadi remang-remang."...
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🐺🦁

Beberapa hari telah berlalu. Kondisi Jovan sudah membaik, bahkan ia sudah pergi sekolah. GeTer bernafas lega, namun sepertinya mereka hanya diberi waktu bernafas yang sangat sedikit.

Lagi-lagi GeTer harus berkumpul membicarakan malah yang baru saja terjadi. Kini semua anggota berkumpul diruangan yang bisa mereka pakai untuk rapat. Hari menjelang sore, waktu seperti biasa mereka mengadakan rapat.

Seperti biasa pula ketika semua serius hanya Jovan yang bermain. Anak itu sekarang tengah mencoret-coret kertas kosong di depannya dengan malas. Dalam rapat sesekali mereka meliriknya, hanya memastikan kondisi anak itu.

"Lalu bagimana?" Six bertanya membuat atensi Jovan beralih. Ia melipat kedua tangannya diatas meja, menatap penasaran.

"Dia berani berbuat lebih sekarang. Terbukti ia berani menyerang perusahaan ku." Gara membolak-balikkan kertas ditangannya dengan serius.

Yang dapat Jovan tanggap adalah musuh mereka sudah berani lebih dengan membobol keamanan perusahaan Gara. Hampir saja data penting perusahaan bocor, beruntung Samuel dengan cepat menanganinya.

"Itu berati dia tau keberadaan mu?" Lagi Six memastikan dan dijawab anggukan oleh Gara.

"Sebelumnya memang hanya anggota yang bersekolah di SMA saja diketahui, tetapi sekarang sudah lebih. Itu berati memang ada orang dalam." Samuel melihat satu persatu anggota yang masih sekolah dibangku SMA serius. Jovan menegakkan tubuhnya, otaknya dengan cepat berfikir siapa pelakunya.

"Setelah One menjemput Ten dirumah keluarga Branson, disana lah mungkin dia tau. One mengaku sebagai Kakak Jovan, tetapi yang tau hanya orang di dalam rumah itu saja bukan? Itu berati dia ada disana." Seketika semua mengangguk dan berfikir ulang dengan kata-kata Jordan.

"Ov, kau dekat dengan mereka. Apakah tidak ada yang mencurigakan?" Tanya Gara serius.

Jovan terdiam mengingat siapa yang terlihat mencurigakan akhir-akhir ini.
"Aku rasa tidak ada. Semua baik," jawabnya setelah lama diam.

"Bagimana dengan teman cuek mu itu? Dari sorot matanya dia terlihat aneh." Samuel mengingat pemuda yang berada dikamar Dion waktu itu. Sorot matanya benar-benar sulit dibaca.

"Kane? Tidak mungkin, dia memang begitu," Jovan menjawab mantap, ia sangat percaya pada Kane.

"Siapa nama lengkapnya?" Samuel kembali bertanya sambil membuka laptopnya.

"Algerian Kane." Dengan segera Samuel mencari data diri pemuda itu. Semua terdiam menunggu hasil dari pencariannya.

"Teman mu satunya?" Four bertanya.

"Brian? Tidak mungkin juga. Latar belakangnya juga jelas. Ayahnya Dokter dan ibunya telah lama tiada." Ia sedikit membenarkan duduknya yang tidak nyaman sambil melihat pergerakan jari Samuel yang lincah.

"Anak yang menghajar mu dikatin?" Lagi, Four bertanya.

Jovan mendengus malas. Melirik kearah Gean agar mau menjawab. Pemuda itu yang faham segera membuka suara.

MĄŚĶÃ {Topeng} || End✓Where stories live. Discover now