22. Sang Penipu

622 83 2
                                    


" Menipu mu, sudah lebih cukup bagi ku untuk menyakiti mu. Namun maaf, aku tidak bisa berhenti melukai mu." ....

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🐺🦁

'Kringgg

'Kringgg

Suara alarm dipagi hari tidak membuat pemuda yang masih bergulat dibawah selimut itu terusik. Ia begitu lelap tertidur, bahkan tidak terganggu dengan suara sekitarnya.

Zio yang sedari tadi menunggu Jovan bangun lelah sendiri. Kucing putih itu dengan cepat naik ke atas tubuh Jovan.

"Meow!"

Ia menepuk-nepuk pipi Jovan dengan kaki depannya. Mengusapkan bulu putihnya di hidung Jovan.

Perlahan Jovan terusik. Ia membuka mata dan menatap Zio kesal.
"Ngapain sih?! Gua masih ngantuk."

Namun Zio tak mau pergi, ia terus menganggu. Jovan yang jengah bangun dari tidurnya. Melihat jam pada naskah ia terkejut.

'06.30'

"Anjir! Gua telat!"
Ia bisa terlambat sekolah. Dengan cepat pemuda itu bangun dan pergi kekamar mandi.

Tidak kurang dari 10 menit Jovan keluar lengkap dengan seragamnya. Pemuda itu dengan cepat mengambil tas sekolahnya dan juga jaket hitam, lalu pergi kearah dapur.

Menuangkan makanan untuk Zio dengan tergasa-gesa. Setelah itu ia dengan cepat pergi menuju pintu depan.

"JAGA RUMAH!!" Triaknya diabang pintu.

Zio memiringkan kepalanya menatap pintu yang tertutup. Setelah itu ia memilih memakan makanannya.

¤¤¤

Di basement Jovan dibuat bingung sendiri. Hari sudah mulai siang dan tidak mungkin ia menggunakan mobil, pasti akan macet. Sekuter, tidak mungkin juga.

Pada akhirnya memilih menggunakan kendaraan beroda dua yang entah kapan trakhir ia gunakan. Motor cross dengan harga puluhan juta itu melaju cepat kerah sekolah.

Deru motornya memasuki area sekolah. Murid-murid masih berada di luar kelas melihat heran siapa gerangan yang datang. Jovan sendiri dibuat bingung, padahal ini sudah bel masuk tetapi semua masih ada diluar.

Ia memarkirkan motornya. Masih belum melepas helm dan turun. Pemuda itu melihat sekitar yang juga tengah menatapnya. Jovan baru ingat, mungkin mereka heran. Karena baru kali ini dirinya pergi sekolah menggunakan motor, ia selalu menggunakan sekuternya.

Pemuda itu melepas helmnya, membuat semua orang yang penasaran terdiam. Mereka tak menyangka Jovan bisa sekeren itu membawa kendaraan. Ia tak peduli, dengan cepat berjalan menuju kelasnya.

"Kenapa belum masuk?" Bertanya pada Brian setelah duduk ditempatnya.

"Hari ini mungkin jam kos, atau pulang lebih awal. Guru-guru ada urusan katanya."

Mendengar hal itu Jovan mendengus kesal.
"Tau gini gua gak buru-buru tadi," gerutunya.

"Telat bangun lo?" Brian bertanya.

MĄŚĶÃ {Topeng} || End✓Where stories live. Discover now