5.🐺...🦁=

1.1K 164 11
                                    

"Tersenyumlah bukan karena paksaan. Lihat lah dunia yang indah, jangan melihat sisi gelapnya. Abaikan mereka yang mengusik hidup mu." Jovan

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

🐺🦁

Waktu menujukkan tengah malam. Malam ini begitu dingin karena hujan disore hari yang mengguyur kota. Mata indah itu perlahan terbuka, melihat sekitar yang tidak asing baginya. Perlahan ia bangun dari tidurnya. Terduduk disandaran ranjang menatap kosong kedepan.

Helaan nafas terdengar dari bibir tipisnya. Perlahan ia bangun, berjalan keluar dari kamarnya. Gelap yang ia lihat ketika membuka pintu. Ia mendadak heran, tidak biasanya dirinya mematikan lampu ruang tamu. Perlahan ia berjalan mencari sakelar lampu, meraba dinding dengan hati-hati.

'Tak

Lampu menyala, betapa terkejutnya ia melihat seseorang tertidur disofa. Perlahan Jovan mendekati sosok itu. Ia tidak terlalu jelas melihatnya karena wajahnya tertutup jaket. Jovan berdiri disamping sosok itu, ia pun membungkuk untuk melihat dengan jelas.

Tangannya perlahan terulur ingin membuka jaket tersebut. Namun ketika akan menyentuh sebuah tangan menghentikannya. Jovan terdiam kaku, ia diam menatap pergelangan tangannya.

Sosok itu menurunkan jaketnya. Manik elang yang menatap datar dengan sayu. Jovan terkejut karena itu adalah Leon. Keduanya saling diam dan menatap.

"Kok lo ad-ada disini?" merutuki dirinya sendir karena gugub.

Leon tidak menjawab, ia hanya diam menatap datar. Perlahan pemuda itu bangkit dan melepaskan cekalan. Jovan mundur ketika Leon bangkit. Kini keduanya saling diam dan menatap.

"Topeng yang bagus," Leon berujar lirih.

"Ha?" Jovan menatap bertanya. Ia bingung dengan ucapan Leon.

Leon diam kembali. Ia malah menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Ck, kok lo bisa ada disini sih!?" Jovan menatap kesal. Melipat kedua tangannya didada.

Kerena Leon masih terus saja diam dan menatapnya datar membuat Jovan semakin kesal. Ia duduk dihadapan Leon dan ikut menatapnya datar.

Terdengar decak lirih dari Leon. Pemuda itu bangkit dari duduknya. Berjalan menuju kamar yang ia pakai kemarin malam.

Jovan dibuat cengoh dengan Leon. Hey ini apartemennya, kenapa dia bersikap seolah miliknya.

"Ehh babi! Ini bukan rumah lo! Sopan dikit napa!"

Leon tidak peduli, ia masuk kedalam kamar dan menguncinya. Kini hanya tinggallah Jovan yang menatap datar.

Pada akhirnya Jovan membiarkan saja. Ia juga beranjak pergi kekamarnya tidur kembali.

¤¤¤

Pagi harinya Leon bangun dengan sedikit rasa pening dikepalanya. Setelah membersihkan diri, ia melakukan hal yang tidak pernah dilupakan. Berdiri didepan cermin, menatap datar dirinya sendiri. Menarik sudut bibirnya menggunakan jari hingga terlihat senyum disana. Namun semua yang ia lakukan setiap hari tidak pernah membuahkan hasil. Senyum itu, ekspresi diwajahnya tidak pernah ada. Hingga dirinya ingat, kemarin sore tanpa sadar tersenyum.

MĄŚĶÃ {Topeng} || End✓Where stories live. Discover now