25. Sama-Sama Berjuang

641 90 0
                                    

"Kita sama, sama mencapai impian. Sama berjuang dengan cara masing-masing. Teruslah berjuang, nanti ada saatnya kita akan bertemu di titik terindah hasil dari perjuangan kita."...

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🐺🦁

Gara yang mendapat telephone dari Dion, segara pergi ke mansion Branson bersama Three. Sebenarnya mereka sudah tau keadaan Jovan, tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak. Bersyukur Dion menghubungi dan dapat segera pergi kesana.

"Siapa nama mu?" Willy melihat Gara tidak asing.

Pemuda dengan setelan kantor itu menunduk hormat. Ia baru saja sampai dikamar Dion, dan langsung mendapat pertanyaan dari Willy.

Willy sendiri baru saja datang juga, mendengar cerita mereka ia hanya sedikit memastikan. Takut nanti ternyata mereka orang jahat.

"Garangga Arganta, Tuan." Mereka terkejut mendengarnya.

"CEO, G'One Grup?" Willy bertanya tak percaya.

Gara mengangguk kecil, sesekali ia melirik pada Jovan yang terbaring lemah. Wajahnya nampak tenang, tetapi sorot matanya tidak bisa bohongi. Khawatir terlihat jelas disana.

Mereka benar-benar tidak percaya bila Jovan adik dari salah satu pengusaha besar di Asia. Willy sendiri baru sadar bawah perusahaannya juga berkerja sama dengan G'One Grup.

"Maaf, saya baru ingat ini anda Tuan Gara." Willy menjabat tangan Gara bersalaman. Gara sendiri membalasnya dan tersenyum.

"Tidak apa, banyak yang tidak mengenal saya."

"Jadi benar, Jovan adik anda?" Reva bertanya.

Gara mengangguk kecil.
"Benar, setelah kedua orang tua kami pergi dia hidup sendiri. Tidak mau ikut bersama saya, apalagi merawatnya. Saya hanya mengirim kebutuhannya dan sesekali pergi melihat kondisinya." Gara menjelaskan dengan tenang. Three di sebelahanya hanya mengangguk kecil.

Mereka mengangguk dengan jawaban Gara. Tidak terkejut juga, karena terlihat dari diri Jovan mereka dapat menebaknya.

"Dia?" Willy beralih pada Three yang hanya diam melihat Jovan.

Merasa disebut, ia berbalik melihat Willy dan tersenyum.
"Samuel, sahabat Gara."

"Ahh maaf, bolehkah saya membawa Jovan?" Mereka mengangguk segera, baru saja ingat tujuan kedatangan Gara.

"Apakah akan dibawa ke rumah sakit?" Brian bertanya.

"Mungkin tidak, karena dia pasti akan menolak keras. Saya akan memanggil dokter nanti."

"Lebih baik begitu, disini ia menolak terus." Benar kata Reva. Ketiak dokter pribadi keluarga Branson datang Jovan sama sekali tidak mau. Bahkan ia malah menghidar dengan yang lain. Beruntung saja, Reva mendekat ia mau.

Gara mengangguk sekilas, ia dengan segara menghampiri Jovan. Reva bangun dari duduknya memberi jalan.

Diusapnya lembut surai halus Jovan penuh sayang. Pemuda itu sedikit terusik, tetapi tidak bangun. Mulutnya bergumam mengucap sesuatu.

"Ge." Dari dekat ia dapat mendengar Jovan mengigau. Gara tau siapa yang sebut, siapa lagi bila bukan Gean.

Hal itu sudah biasa, bila Jovan sakit selalu Gean berada disisinya. Karena terjebak disini, membuatnya mencari.

MĄŚĶÃ {Topeng} || End✓Where stories live. Discover now