Duapuluh tiga : Uncovered

652 65 22
                                    

Pergi tanpa sebuah rencana, dan kembali di saat yang tidak tepat. Untuk apa kembali jika hanya untuk membuat hati lain terluka?

HYR Qoutes

Devan & Resya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Devan & Resya

HYR : UNCOVERED

"Resya masuk ya, Pa," ujarnya meminta izin. Resya meraih tangan kanan Davi lalu diciumnya, kemudian dibalas kecupan singkat di kening Resya.

"Belajar yang rajin ya anak Papa." Davi memberi semangat pada putrinya yang sudah beranjak remaja itu.

"Oke, pa." Resya mengacungkan kedua jempolnya.

Perlahan Mobil Davi menjauh dari pandangan. Resya berjalan dengan santai ke arah kelasnya. Senandung kecil terdengar dari jarak dekat. Resya bernyanyi kecil lagu yang lagi viral di tiktok.

Fokus dengan jalan di depan, tiba-tiba sebuah tangan merangkulnya dari samping. Dengan cepat Resya menoleh.

Matanya menatap jengah lelaki di sampingnya. Devan, pacarnya sendiri.

Apa kalian pikir Resya marah karena kejadian semalam? Jawabannya adalah iya.

"Selamat pagi pacarku yang cantik," sapa Devan sekaligus menggoda Resya. Tatapannya lembut dan teduh.

Resya diam. Matanya memandang ke bawah. Ia mengacuhkan Devan, walau tetap membiarkan Devan merangkulnya.

"Kenapa sih pacar? Aku dari tadi dicuekin," tanya Devan seraya mencubit dagu Resya gemes.

Lagi-lagi Resya tidak ingin menjawab dan berbicara pada Devan.

Kelas Resya sudah terlihat. Ia ingin masuk, tapi baru melangkah tangannya ditarik oleh Devan hingga jarak yang tersisa antara dirinya dan Devan hanya beberapa senti. Mereka saling pandang cukup lama, sampai akhirnya Resya memutuskan pandangan karena malu sekaligus kesal.

Resya membuang wajah ke arah sembarang. Sedangkan Devan terus menatapnya.

"Aku ada salah apa sih sama kamu. Kok kamu kayak ngehindar dari aku, pacar?"

Devan bingung dengan sifat wanita. Ditanya nggak jawab, tidak ditanya makin salah dan di kira tidak peduli.

"Salah aku apa? Coba bilang biar aku bisa memperbaiki," ulang Devan kesekian kalinya. Tangannya masih betah menggenggam jari mungil Resya.

Tidak ada pergerakan dari mulut Resya sampai saat ini.

"Ngomong atau aku kiss sekarang!" bisik Devan pelan tepat di daun teringa Resya.

Have you RESYA! [Tamat]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt