Tiga belas : Sentence is over

779 60 26
                                    

"Selamat tinggal, kenangan kita akan selalu aku kenang. Karena, terlalu berharga untuk di lupakan."

Tiaresya Haurelien

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiaresya Haurelien

HYR : Sentence is over

Rasanya bergelut dengan mimpi-mimpi di saat masa kritisnya yang begitu indah. Resya tidak terasa akan waktu, ternyata dirinya begitu lama berdiam dalam menutup mata. Hingga mimpi-mimpi itu kini hilang, tergantikan dengan terlihatnya senyuman orang-orang yang menunggu kesadarannya.

Senyum dan tangis bahagia dari kedua orang tuanya. Sedikit omelan dari sahabatnya, Tiara. Bacotan dari sohib-sohibnya Devan, dan jitakan kecil yang di hadiahi Abangnya mendarat tepat di atas kepalanya.

Lelaki itu, Resya tidak melihatnya lagi setelah Devan yang pertama kali menemaninya sewaktu bangun.

Ke mana dia?

Sekarang Resya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Kondisinya tidak separah saat di ICU. Bahkan kata dokter, progress yang di alami tubuh Resya begitu cepat.

"Ra, Devan di mana? Bukannya tadi dia ada di sini?" tanya Resya pada Tiara, karena dirinya di buat penasaran dengan keberadaan Devan.

Tiara menggeleng, Ia tidak tahu lagi Devan ke mana setelah memberitahukan bahwa Resya sudah sadar. "Gue gak tahu Res, tapi sepertinya di sekitaran rumah sakit juga deh. Mungkin lagi beli makanan."

Resya menanggapi dengan anggukan mengerti. Mungkin saja apa yang di katakan Tiara benar.

"Eh.. Res, gue mau cari Devan dulu ya, takut dia nyasar," ujar Rayen.

"Emang lu kira Devan anak kecil, nyet! Gue ikut," sahut Fian, kemudian mereka berdua pergi setalah mendapat persetujuan dari Resya.

Rayen dan Fian berjalan dengan beriringan. Sesekali berceloteh kecil dan membahas yang tidak ada gunanya.

Saat mereka membicarakan sesuatu sambil berjalan, tidak sengaja Fian tersenggol tangan seseorang, hingga membuat botol air mineral yang dibawanya terjatuh. Segera Fian membantunya berdiri setelah selesai mengambil air mineralnya.

Mereka belum saling menatap, wanita itu fokus ke bawah, dan Fian fokus ke Rayen yang sedang memainkan Handphone-nya.

Saat Fian ingin mengucapkan kata maaf, Ia dikejutkan ketika tidak sengaja memandang wajah orang tersebut.

Kata yang ingin ia ucapkan tidak lagi bisa di ucapkan, mulutnya terasa kaku untuk berbicara.

"Lain kali hati-hati ya," kata wanita itu diiringi senyuman di bibirnya. Kemudian Ia berlalu pergi.

Have you RESYA! [Tamat]Where stories live. Discover now