Lima belas : Letter

775 72 21
                                    

Rencanaku mungkin bukan rencana yang baik, tapi rencana Tuhan adalah yang paling terbaik dari semua yang direncanakan manusia.

TIARESYA HAURELIEN

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


TIARESYA HAURELIEN

HYR : LETTER

Resya berguling-guling tidak jelas di atas kasur empuknya. Membiarkan selimut, bantal dan guling berserakan di lantai. Dirinya sangat bosan, tidak ada kegiatan yang dilakukannya, selain memainkan Handphone. Sosmed sudah terlalu membosankan, Resya ini melakukan sesuatu, tapi tidak dengan Handphone.

Matanya melirik jam dinding yang tergantung di samping kirinya.

20.45

Terlalu cepat kalau Resya tidur sekarang, biasanya dirinya tidur sekitar jam sebelas malam.

Tok... Tok... Tok..

Ketukan pintu kamarnya menghentikan aksinya. Dengan cepat Resya berlari membuka pintu, di tariknya knop pintu hingga menampakkan seseorang di depannya.

"Mama?" Resya bingung, mengapa Mamanya itu malam-malam berkunjung ke kamarnya, tidak seperti biasanya.

Reta memperhatikan kamar putrinya itu dengan wajah garang, bisa-bisanya anak SMA kamarnya seperti anak TK. Tidak ada rapi-rapinya sama sekali. Barang berserakan di mana-mana. Perlengkapan tidur juga tidak tertata dengan baik.

Reta melangkah masuk, sambil sedikit membenarkan kasur Resya yang berantakan, tidak lupa meletakan barang-barang di tempatnya semula.

"Habis demo ya, sayang?" Reta menyindir sang putri.

Resya terkekeh, "Bukan demo, Ma. Tapi, perang Pasifik."

"Tahun segini masih perang Pasifik? Ketinggalan jaman! Sekarang itu mainnya perang sama negeri sendiri," sahut Reta.

"Mama kalau mau curhat tentang politik jangan sama Resya, soalnya Resya masih kecil. Tapi, kalau Mama mau curhat tentang cinta, boleh ke Resya," balas resya dengan bangga.

Reta menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tau apa kamu tentang cinta, pacaran saja gak pernah!"

Skakmat!

Mamanya itu suka buka kartu. Padahal Resya tidak pernah pacaran juga karena orang tuanya.

Setelah semua sudah rapi, Reta duduk di kasur milik Resya. Tangannya mengisyaratkan Resya untuk duduk di sampingnya. Resya menurut saja, dan duduk di samping Mamanya.

Have you RESYA! [Tamat]Where stories live. Discover now