Delapan : Experience

919 66 10
                                    

Tidak perlu bertahan dalam perasaan. Jika lelah, maka pergilah. Kamu berhak bahagia, bukan hanya dirinya.

Devandra Relvero

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Devandra Relvero

HYR : EXPERIENCE

Hampir saja, jika Devan tidak menghentikan mobilnya saat itu juga, entah bagaimana nasib kucing malang tersebut. Saat Devan sedang melamun, di depan mobil yang dikendarai, ada seekor kucing putih yang menerobos jalanan. Untung saja, Resya berhasil menyadarkan Devan saat itu juga.

Arah tatapan Resya berada tepat di kedua mata Devan. Untuk kesekian kalinya Devan melamun saat mengendarai mobil.

"Lo bisa bawa mobil dengan benar gak sih? Bikin orang jantungan aja. Kalau aja gue punya riwayat penyakit jantung, di pastikan udah mati di tempat," marah Resya garang.

Devan tidak marah Resya berkata seperti itu, gadis itu memang benar, setiap kali Ia membawa mobil, pasti saja melamun. "Maaf." Devan hanya berucap kata maaf, karena ia bingung ingin mengatakan apa.

Resya merasa tidak enak, karena sudah memarahi Devan. Padahal Resya tidak tahu, apa yang menjadi sebab Devan melamun.

"Gue juga minta maaf, karena udah marah-marah sama lo. Lo mau maafin gue?" tanya Resya melemah.

Kedua ujung bibir Devan tertarik ke atas. "Tanpa lo minta maaf, gue udah maafin lo Res. Gue juga minta maaf ya, sama lo," ucap Devan tulus.

Resya mengangguk pelan, diiringi senyuman manisnya. "Tanpa minta maaf, gue juga udah maafin lo."

"Fotocopy kata-kata gue Bu, kreatif dikit lah." Devan bergurau sambil tertawa kecil.

Resya tidak terima di bilang Fotocopy kata-kata Devan, walaupun itu hanya bercanda. "Gue gak Copy, itu cuma kebetulan aja," elak Resya.

"Bisa aja lo, ujung pisau!"

"Ujung pisau?" tanya Resya tidak paham.

"Iya, lo itu kayak ujung pisau, yang mampu menusuk hati gue sampai bagian terdalam."

Skakk...

Gila ini anak, gombal mulu kerjaannya.

Resya tersipu mendengarnya. Resya mulai nyaman, nyaman berada di sisi lelaki yang dulu sempat ia benci kehadirannya.

Di kelasnya, Rayen sibuk mengotak-atik Handphone-nya dengan tidak tenang. Dari tadi, Ia mencoba untuk menghubungi Devan. Tapi, sahabatnya itu tidak juga mengaktifkan Handphone.

Have you RESYA! [Tamat]Where stories live. Discover now