4-3

580 78 0
                                    

***

••Seoul - Perumahan Hannam ~ 09:15PM KST 29/03/20••

        Rosé masih terdiam tak tau harus merespon apa. Namun mulutnya tiba-tiba berkata hal tak terduga, diluar kendali nya.

"Lalu waktu itu. Apakah itu sebuah pernyataan?" Kata Rosé dengan wajah datar dan tatapan kosong sambil tangannya memegang bibir.

Jennie dibuat bingung oleh perkataan Rosé barusan.

"Maksudnya?" Kata Jennie.

"Ah eh..Apa aku mengatakan sesuatu?" Kata Rosé kaget.

"Apa maksudnya? Pernyataan? Apa terjadi sesuatu yang tidak aku tau?" Kata Jennie.

"Ah anu, itu." Rosé gelagapan.

"(Kenapa mulutku licin sekali sih!!)" Batin Rosé.

"Ah baiklah. Sepertinya aku memang harus menceritakan nya pada unnie sekarang." Kata Rosé dengan berat hati.

"Apa itu?"  Kata Jennie.

"Lisa...dia. Mencium ku unnie." Kata Rosé

Jennie menahan napas sedetik (?). Jennie tidak kaget.

"Ada yang salah?" Kata Jennie.

"Dibibir." Kata Rosé singkat, sukses membuat Jennie terkejut.

"Yaaaaak!!! Jjinja!!! Kau serius??!!" Kata Jennie.

"2 kali. Dan yang kedua itu terjadi pagi tadi." Kata Rosé dengan wajahnya yang mulai memelas.

"Jjinja!!!! Daebak!!!!" Jennie jelas teriak.

"Yaaaaak!! Unnie kenapa malah teriak seperti itu. Aku malu." Kata Rosé mulai memasang wajah cemberut.

"Jelas sekali. Lisa tak pernah seperti itu pada orang lain kecuali jika dia memang suka. Dan lagi ciuman dibibir itu memiliki makna cinta, tidakkah kau sadar itu?" Kata Jennie.

"Unnie serius??!! Jadi ada kemungkinan Lisa suka padaku??!!" Rosé mulai semangat.

"Tunggu! Kenapa kau semangat sekali?? Ada apa ini?? Apakah seorang Park Chaeyoung ini mengubah haluannya karena Lisa?? Menarik sekali, aku akan ceritakan ini pada Jisoo unnie." Kata Jennie

"Yaaaak!! Tunggu dulu unnie. Jujur saja aku malu mengakui ini. Aku juga tak mau berpikir secepat itu. Lisa adalah wanita sama seperti ku dia juga orang yang sulit ditebak, aku tak mau cepat mengambil kesimpulan." Kata Rosé.

"Jadi kau ingin tau sendiri apakah Lisa juga memiliki perasaan yang sama sepertimu?" Kata Jennie.

"Begitulah." Kata Rosé.

"Dengar. Cinta itu tumbuh karena kau menyukai kepribadian dan sadar betapa pentingnya dia di kehidupan sehari-hari mu. Bukan karena gender nya. Cinta tak mengenal apapun, kau tak perlu malu." Jennie mencoba meyakinkan Rosé.

Rosé hanya diam. Merenungkan kalimat Jennie.

        Diam-diam ternyata Lisa menguping pembicaraan Rosé dan Jennie dari balik tembok balkon lantai 2. Hanya saja dia menunggu waktu yang tepat untuk menunjukkan dirinya.

"Jennie. Sepertinya sudah mulai malam, apa kau mau menginap? Jika tidak aku akan mengantarmu pulang." Mino muncul lagi setelah memisahkan diri ke dapur tadi.

"Aah benar. Sepertinya aku akan menginap disini, lagipula besok adalah weekend jadi aku libur kerja." Kata Jennie.

"Baiklah. Kalau begitu aku pamit pulang, aku akan sibuk lagi besok." Kata Mino.

The Weird Person That I LikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang