7-3

536 78 6
                                    

***

••Seoul - Perumahan Hannam ~ 07:00AM KST 02/04/20••

        Lisa pagi ini sudah siap pergi, entah dia akan membawa dirinya kemana. Yang terpenting adalah sebisa mungkin dia tidak bertemu dengan Rosé, selain menjaga jarak untuk sementara waktu agar Rosé lebih tenang. Lisa akan membuat pikiran nya tenang juga, memikirkan bagaimana cara untuk menyelesaikan semua salah paham ini.

        Terlihat Lisa sedang menuliskan sesuatu untuk ditinggalkan sebelum dia pergi, barangkali Rosé datang mengambil barang-barang nya dan melihat surat yang ditulisnya. Sementara diluar sudah ada Jennie, Irene dan ChungHa yang menunggu.

Karena tak sabar dan merasa menunggu terlalu lama ketiganya memilih masuk dan melihat Lisa sedang berkutat dengan pena dan kertas.

"Bukankah kau bersiap untuk pergi?? Sedang apa??" Kata Jennie.

"Kau yakin akan pergi?? Lisa.." Kata ChungHa, wajahnya agak muram mengingat kejadian kemarin.

"Lisa pergi bukan untuk menghindari kesalahpahaman ini... keduanya butuh ketenangan masing-masing. Cepat atau lambat mereka pasti akan tenang, kesalahpahaman ini terjadi karena adanya emosi. Semua akan baik-baik saja." Kata Irene.

Lisa mendongakkan kepalanya, kemudian menatap kearah ketiganya secara bergantian.

"Terimakasih...unnie. Kalian sudah sangat baik denganku, sejujurnya aku tak ingin melakukan ini. Aku akan menyembunyikan diri untuk ketenangan Rosé, meski aku yakin saat Rosé bilang bahwa dia tak ingin melihatku lagi kemarin...dia pasti sedang dalam keadaan sangat emosi. Aku akan tetap disekitar untuk memperhatikan kalian semua." Kata Lisa kemudian tersenyum dan melanjutkan menulis surat nya.

"Setelah keadaan membaik, katakanlah semua yang ingin kau katakan. Tidak perlu ada yang kau tahan lagi, kau berhak melakukannya Lisa." Kata Jennie.

Lisa berhenti menulis.

"Dua hari lalu, aku sempat makan malam bersama dengannya. Seperti biasa, namun sedikit spesial. Rosé memasakkan makanan yang enak untuk ku, kurasa hubungan antara kami mulai dekat...jadi aku pikir untuk dengan cepat mengatakan kalau aku juga mencintainya. Aku tak bisa menyalahkan siapapun, apalagi Wendy. Dia hanya datang untuk bilang bahwa dia akan menikah 2 bulan mendatang." Kata Lisa dengan nada yang sangat tenang sambil tersenyum-senyum.

Semuanya memilih untuk mendengarkan dengan baik tanpa menginterupsi kalimat Lisa.

"Lalu kami lanjut bercerita tentang segala hal, sangat random. Sampai pada disatu cerita, dimana aku dan Wendy membahas tentang luka diwajahnya. Mata kiri ku tak bisa melihat dengan jelas, jadi aku mendekat untuk melihatnya. Tetapi Rosé datang dengan segala sudut pandang nya, kalian bisa tanyakan hal itu pada Wendy jika bertemu, tak ada apapun yang terjadi." Kata Lisa kemudian menghela napasnya.

"Saat Wendy datang, entah mengapa aku merasa sangat tenang. Tidak ada perasaan apapun lagi, mungkin karena fokus ku sekarang hanya ke Rosé. Sudahlah, aku akan tinggalkan surat disini. Aku berpikir kalau Rosé pasti akan datang untuk mengambil barang-barang nya, semoga dia melihat ini." Kata Lisa kemudian meletakkan surat dalam amplop berwarna merah.

"Jika kau kembali ke mansion mu di Boseong, mampir lah ke Jeju. Temui Jisoo unnie, aku sudah mengabari nya. Dia terkejut mendengarnya, masalahnya Jisoo unnie sangat senang karena kau dan Rosé mulai dekat tetapi, setelah kuberitahu ini dia sangat kaget. Akan lebih baik jika kau bicarakan langsung padanya, aku minta maaf karena menceritakan ini pada Jisoo unnie tanpa bilang padamu dulu. Karena aku yakin dia punya segala cara untuk membantumu, karena kami tidak akan bisa." Kata Jennie.

The Weird Person That I LikeWhere stories live. Discover now