23. Batin dan Ego

12.8K 1.3K 59
                                    

"Aku tidak bisa menyangkalnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku tidak bisa menyangkalnya. Dia adalah takdir." —Naura Gabriella

"Bintangnya banyak banget ya, Gal," ujar Naura menatap kagum bintang yang bertaburan malam ini.

Galang dan Naura sedang berada di teras rumah. Ini semua karena keingingan Naura sendiri yang ingin mengajak Galang menghirup udara segar di malam hari setelah sahabat serta Dita pulang. Sepertinya malam ini juga mengerti keadaan Galang dan Naura. Sehingga malam mereka ditemani dengan taburan bintang serta timbulnya bulan sabit di atas
sana.

Naura duduk di lantai teras rumah, sementara Galang berada di atas kursi rodanya. Galang menatap Naura yang tampak jelas raut bahagia gadis itu saat menatap bintang di langit malam. Galang terenyuh dengan mata Naura yang bahkan tampak bersinar karena pantulan cahaya bintang di iris mata Naura.

Tanpa Galang sadari ia ikut menarik senyum ketika melihat lengkungan senyum manis Naura. Hatinya selalu menghangat saat di dekat Naura bahkan hanya melihat senyum gadis itu saja mampu membuat hati dan pikirannya tenang.

"Kamu suka bintang yang mana, Gal?" tanya Naura dan memecah raut wajah Galang yang awalnya dengan senyuman menjadi datar.

"Gue gak suka bintang," balas Galang.

"Kenapa?"

"Gak suka aja."

"Sayang banget." Naura kembali menatap bintang.

"Kenapa?" tanya Galang dengan alis yang bertaut.

"Sayang aja," balas Naura mengikuti cara menjawab Galang, "Bintang itu gak muncul sepanjang malam. Kadang-kadang aja keluar untuk menghiasi langit malam yang gelap. Kayak sekarang."

Galang hanya diam mendengarkan apa yang Naura ucapkan. Ia akan membiarkan gadis di sampingnya berbicara sesuai apa yang ia inginkan dan ia sendiri mencoba untuk menjadi pendengar yang baik.

"Cantik banget kan langitnya, Gal?" 

Galang hanya mengangguk setuju. Karena memang malam ini langit sangat indah. Seolah ikut hadir dalam kebahagiaan Naura.

"Kebayang gak sih, kalau kita itu saling mencintai satu sama lain. Pasti malam ini jadi lebih indah," ujar Naura.

"Gak usah halu," balas Galang ketus.

"Gapapa halu dulu, mana tau bisa jadi kenyatan," ujar Naura dengan tawa kecil di akhir, "Emangnya kamu gak mau bahagia bareng aku, Gal?"

"Gue cuma mau bahagia sama Dita bukan sama lo."

Naura tersenyum pahit mendengar jawaban Galang yang tidak pernah berubah. Galang akan terus mencintai Dita. Mungkin akan selamanya seperti itu.

Naura tidak bisa berbuat lebih selain mempertahankan sisa perasaannya kepada Galang yang lambat laun semakin berkurang termakannya waktu dan rasa sakit yang perempuan itu rasakan. Semua itu akan hilang.

Galang dan Naura ✔Where stories live. Discover now