34. Susun Rencana

16.6K 1.3K 155
                                    


Galang berjalan menuju motornya yang terparkir dengan langkah kesal

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


Galang berjalan menuju motornya yang terparkir dengan langkah kesal. Ia tidak mengindahkan teriakan dari Dita yang terus memanggilnya dari ujung sana.

"Ck! Gal!" Dita benar-benar lelah karena mengejar Galang yang berjalan begitu cepat. Ia sendiri tidak tahu mengapa Galang bersikap seperti itu, bahkan sampai meninggalkan dirinya di kantin.

Galang mengambil helm yang berada di atas tanki motornya dan memakainya. Ia benar-benar merasa jengkel dengan Daniel. Laki-laki yang menjadi saingannya sejak dulu kini berulah lagi. Galang sendiri juga bingung mengapa rasa jengkel itu datang saat melihat dan mendengar bagaimana perlakuan Daniel kepada Naura. Mulai dari tatapan dalam laki-laki itu sampai ucapan yang membuat pikiran Galang kacau.

"Kamu kenapa sih, Gal?" Dita benar-benar tidak mengerti dengan sikap laki-laki itu yang mudah sekali pasang surut.

Galang hanya diam dan naik ke atas motornya. Ia melirik Dita dari sudut ekor matanya. "Kalau mau ikut buruan naik."

Dita bingung dengan ucapan Galang. Ia membenarkan rambutnya ke sela telinga. "Kamu ini kenapa, sih?" tanya Dita jengah.

Galang hanya diam. Bahkan ia menghidupkan mesin motornya dan membuat Dita semakin bingung karenanya.

"Buruan naik," titah Galang dingin.

Dita menggeleng. "Gak mau. Ayo kita bicarakan apa yang buat kamu kaya gini," ujarnya seraya mematikan mesin motor Galang.

Galang berdecak lalu menghidupkan mesin motornya lagi. "Kalau gak mau ikut, ya udah di sini aja."

Mendengar penuturan dari Galang membuat Dita langsung naik ke atas motor. Tangannya memeluk erat pinggang Galang serta kepala yang ia letakkan di ceruk leher Galang.

Galang melirik Dita dari kaca spion. Entah mengapa, saat Dita bertindak seperti itu tidak membuatnya senang. Malah sebaliknya, ia dibuat tambah kesal karena gadis itu memeluk perutnya erat.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Galang langsung memundurkan motornya dan melaju menuju keluar area kampus. Pikirannya sanggup dibuat kacau hanya karena satu nama. Giginya bergemelutuk di balik helm serta cengkraman kuat di stir motor sudah cukup membuat siapapun tahu kalau laki-laki itu sedang meredam amarah.

Galang terlalu tersulut emosi sampai tidak sadar kalau ia menancapkan gas sampai kecepatan di luar standar. Dengan emosi yang terlalu mendominasi lah membuat Galang menyalip pengendara lain dengan sesuka hati. Ia menulikan teriakan protes dari pengendara lain.

Dita sendiri sudah gemetar di balik punggung Galang. Gadis berambut pirang itu terus memeluk pinggang Galang dengan eratnya. Jika saja longgar maka ia harus siap untuk jatuh ke aspal.

Sekian lama ia menunggangi kuda besi itu, kini Galang berada di depan rumah Dita. Ia membawa gadis itu pulang.

Dita melonggarkan pelukannya pada tubuh Galang. Ia mengehela napasl lega karena tidak terjadi hal buruk saat di perjalanan.

Galang dan Naura ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu