Baca ketika suka, tinggalkan jika membuatmu terganggu.
"November kali ini hanya akan menyisahkan goresan luka yang tidak tampak."- Naura Gabriella.
♡
Suara embusan angin yang membawa daun kering jatuh ke tanah adalah suara yang Naura suka. Ia akan teringat suasana musim gugur saat di Jepang dulu. Bulan November. Bulan yang Naura sukai setelah September karena selalu memberi kesan manis di hidupnya. Tetapi, sepertinya tahun ini tidak.
"September dan November kali ini penuh kejutan, ya? Aku tidak pernah menduga kalau semua ini terjadi." Naura tersenyum ke arah ikan koi yang dipeliharanya.
Gadis cantik itu sedang berada di taman rumahnya dengan memegang semangkuk makanan ikan di tangannya. Ia tersenyum kala melihat kumpulan ikan yang berebut makanan kala ia melemparkan makanan itu ke kolam.
Ternya benar, jika dengan memelihara ikan itu mampu membuat stresmu hilang. Kini Naura sudah merasakannya. Pikirannya pun tenang dari segala macam kejadian terdahulu yang hampir membuatnya lemah dan stress hanya karena memikirkannya.
Naura melirik ponselnya yang berdering di atas meja kecil. Ia meletakkan mangkuk makanan ikan itu di tepi kolam. Naura berjalan ke meja kecil itu dan mengangkat ponselnya. Ia membaca nama yang tertera di sana.
"Detra Angkasa." Naura membaca nama itu dan tanpa pikir panjang langsung mengangkat sambungan telepon itu.
"Di mana?" tanya Detra dari seberang sana.
"Di rumah. Kenapa Det?"
"Ya udah. Gue sama yang lain mau ke sana."
"Oke, datang aja."
"Oke. Lo mau dibawakan apa?"
"Eum ... Es kelapa aja deh."
"Oke sip. Tunggu gue sama yang lain di sana." Sambungan itu terputus begitu saja setelah laki-laki itu berbicara.
Naura meletakkan kembali ponselnya di atas meja dan kembali beranjak ke kolam ikan. Ia mengambil mangkuk berisi makanan ikan itu dan menaburkannya ke dalam kolam.
Mengingat kolam. Naura kembali teringat malam itu lagi. Terlalu sulit untuk melupakan kejadian itu. Semuanya telah selesai setelah Naura melemparkan cincin itu. Perjuangan, luka, lelah dan patahnya sayap menunjukkan betapa pedihnya kejadian itu.
Naura tersenyum kecut mengingat kejadian itu. "Semuanya telah berakhir," ucapnya pelan. Matanya lurus menatap ikan yang berebut makanan. "Ternyata skenario Tuhan sedikit membuatku tidak terima karena belum sempat merasakan perjuanganku terbalaskan," ujarnya getir.
YOU ARE READING
Galang dan Naura ✔
Teen Fiction-Sampai jumpa di titik terindah menurut takdir- 15+ CERITANYA MENGURAS EMOSI. HATI-HATI! AKU NGGAK BERCANDA. Galang dan Naura harus bisa menerima kenyataan pahit jika keduanya dijodohkan. Tradisi kuno ini yang membuat keduanya harus bisa menerima s...