9. Terikat

14.6K 1.6K 120
                                    

"Eh?" Naura tersentak kaget karena ada seseorang yang menarik tangannnya sampai-sampai tubuhnya membalik. Naura mengerutkan keningnya menatap laki-laki di hadapannya saat ini.

"Lo pulang bareng gue," ujar Galang seraya satu tangannya masuk ke dalam saku celana jeansnya.

"Bukan hak kamu. Aku mau pulang sendiri aja."

"Nurut aja."

"Gak mau. Aku mau pulang sendiri aja." Naura berusaha melepas cengkraman yang mencengkeram lengannya.

Setelah lepas Naura pergi meninggalkan Galang di sana. Biarlah saat ini ia bersikap dingin kepada Galang, hitung-hitung memberi tahu kepada laki-laki itu bahwa dirinya masih sakit hati atas apa yang 'pacarnya' lakukan terhadap Naura.

Galang mengepalkan tangannya, giginya bergemelutuk seraya menatap punggung mungil Naura yang mulai nenghilang dari balik tembok kampus. Entah kenapa hatinya saat ini merasa kasihan kepada Naura, karena tadi Dita sempat melayangkan tamparan di pipi Naura dan entah kenapa pula hatinya panas ketika melihat Naura bersama Daniel.

Galang mengacak rambutnya frustrasi serta tangan yang ia kepalkan meninju-ninju udara, kakinya menendang tong sampah sampai isinya keluar berserakan.

"Lo gak boleh jatuh sama cewek itu! Gak boleh!" ujarnya pelan. Namun hatinya seperti berkata lain, ada hal yang bersembunyi di sana.

Galang berjalan meninggalkan lorong kampus menuju lapangan basket. Saat ini ia butuh pelampiasan dengan merelaksasikan pikiran serta hatinya yang seketika kacau karena satu orang gadis yang bahkan baru hadir dalam beberapa hari di hidupnya.

*****

Daniel duduk di atas motornya seraya bermain ponsel. Ia melirik sekilas ketika ada seorang gadis manis yang melintas di hadapannya. Daniel melihat raut gadis itu yang sepertinya sedang kesal.

"Woy!" panggil Daniel.

Naura-gadis yang di maksud Daniel, melirik ke samping dan mendapati seorang laki-laki yang resmi menjadi temannya tadi. Naura tersenyum lalu berjalan ke arah Daniel.

"Kenapa belum pulang?" tanya Naura seraya menyelipkan anak rambutnya ke sela telinga akibat tertiup angin. Kegiatan kecil yang dilakukan gadis di hadapannya ini tidak luput dari mata elangnya, namun dengan raut wajah yang datar. Menatap ke arah Naura.

"Lo kenapa gak pulang?" Daniel mematikan ponselnya dan memasukkan ke dalam saku jaket jeansnya.

"Eum?" Naura memiringkan kepalanya.

"Ck!"

"O-oh! Aku nunggu dijemput Papa,"

Daniel menegakkan tubuhnya di atas motor seraya melihat ke sekelilingnya. Naura yang melihat tingkah Daniel mengerutkan keningnya. Namun dengan polosnya, ia pun ikut melakukan hal yang sama seperti Daniel.

Daniel menatap bingung terhadap gadis di depannya ini. Mengapa ia mengikuti Daniel?

"Lo nyari apa?" tanya Daniel.

Naura membalikkan tubuhnya menatap Daniel. "Eum? Aku?" Naura menunjuk dirinya sendiri. Daniel mengangguk sebagai jawaban.

"Ikuti kamu, lah. Emang kamu cari apa?" tanya Naura dengan polos.

Galang dan Naura ✔Where stories live. Discover now