11. Tidak Mudah

13.4K 1.4K 85
                                    

Naura sedang melamun, tangannya ia gunakan untuk menyangga dagunya. Tatapannya kosong menatap kotak bekal makanan yang niatnya ingin ia berikan kepada Galang. Sebenarnya delapan puluh persen Naura sangat tidak percaya kalau Galang akan menerima masakannya mengingat baru dua hari kemarin ia membawakan makanan ke rumah Galang namun malah di berikan kepada teman-temannya. Kecewa? Pasti. Namun bukan Naura jika menyerah. Naura akan berusaha se-maksimal mungkin untuk mendapatkan hati Galang.

"Nungguin gue?"

Naura tersentak kaget dengan suara cowok dan pukulan kecil di bahunya.
Saat Naura mendongak ternyata Daniel lah yang menegurnya. Daniel hanya menunjukkan senyum manisnya lalu menarik satu kursi dan mendudukkan tubuhnya di sana.

"Siapa juga yang nungguin kamu. Percaya diri banget," ujar Naura.

Daniel tidak merespon malah menatap kotak bekal di hadapannya. "Ini buat siapa?" Tanya Daniel seraya menunjuk kotak bekal berwarna maroon itu.

"Galang."

Daniel mengangguk paham. "Kenapa gak lo kasih aja ke orangnya?" tanya Daniel. Naura mendengus lalu menatap Daniel dengan malas.

"Aku pengen kasih ke Galang. Tapi dia entah ke mana," ujar Naura lesu.

"Dia ada di lapangan basket. Lo ke sana aja."

Naura mengalihkan pandangannya yang tadi menatap kotak bekal itu menatap Daniel. "Kamu yakin?" tanya Naura dengan kening yang berkerut.

Daniel mengangguk mantap. "Kalo lo gak percaya, bisa lihat sendiri. Gue gak bisa anter lo ke tempat Galang, gue laper mau makan aja."

"Siapa juga yang minta tolong sama kamu," balas Naura sewot, "Aku juga punya kaki kali."

Daniel mengangguk-angguk. Naura menggapai kotak bekal makanan itu lalu beranjak dari kursinya.

"Daniel aku pergi dulu. Sampai jumpa lain waktu," ujar Naura tersenyum ramah.

Daniel hanya mengangguk lagi dan mengibaskan tangannya mengusir. Naura mendengus lalu beranjak pergi dari sana.

Daniel menatap punggung mungil Naura yang mulai menjauh pergi.

"Naura-Naura. Kalau lo bukan tunangan orang. Udah gue resmikan lo dari awal kita ketemu," ucap Daniel seraya menyenderkan tubuhnya di punggung kursi.

******

Dengan langkah kaki yang semangat, Naura berjalan seraya membawa kotak bekal makanan di tangan kanannya. Naura tersenyum kepada mahasiswa lain yang ia lihat. Membalas senyuman mereka dengan senyuman yang semanis mungkin. Walau ia baru satu bulan menjadi mahasiswi di sini, tapi ia harus bisa bersosialisasi dengan baik kepada masyarakat kampus.

Kini naura berada di dekat lapangan basket. Memang benar yang diucapkan Daniel, kalau Galang sedang di sini dan bermain bersama teman-temannya.

Naura berjalan mendekati lapangan itu dan dirinya sangat beruntung karena melihat sahabatnya–Teratai yang juga ada di sana.

Naura melangkahkan kakinya lebih cepat untuk segera sampai di lapangan itu.

"Teratai," panggil Naura kepada Teratai yang sebelumnya sangat fokus melihat permainan basket pun kini mendongak dan menatap Naura.

"Eh Naura. Sini duduk." Teratai menepuk sisi kosong di sampingnya.

Naura mengangguk lalu mendudukkan tubuhnya di samping Teratai.

Teratai mengerutkan keningnya menatap Naura yang sedang memangku kotak bekal makanan. "Naura, lo bawa makanan? untuk siapa?"

Astaga! Bagaimana Naura bisa lupa kalau niat ia ke sini adalah memberi Galang makanan. Sungguh Naura tidak ingin Galang tambah membencinya karena hubungan mereka terbongkar.

Galang dan Naura ✔Where stories live. Discover now