Galang dan Naura ✔

17. Taman Galang dan Naura

'Mempertahankan lebih sulit dari
mendapatkan.'-Naura Gabriella.

Setelah meninggalkan Dita yang masih kesal. Kini Daniel membawa Naura menuju kantin. Tanpa Daniel sadari, tangannya masih terus menempel di telapak tangan Naura. Hal itu membuat Naura jadi salah tingkah sendiri.

"Daniel," panggil Naura.

Daniel melirik sekilas ke arah Naura dan kembali fokus ke depan.

"Hm."

Mendengar suara Daniel membuat Naura tidak jadi mengatakan apa yang ingin ia katakan. Suara berat Daniel malah membuat Naura semakin salah tingkah. Telapak tangannya bergerak untuk melepaskan tangannya dari Daniel.

Daniel berhenti dan menatap Naura dengan datarnya. Naura yang ditatap seperti itu lantas menunduk. Jika tidak salah menilai, saat ini suasana hati Daniel sedang memburuk. Kemungkinan karena masalah tadi.

"Kenapa dilepas?" tanya Daniel dingin.

Naura mendongak, menatap Daniel dengan senyuman canggung. "Gak apa-apa," ujarnya.

Daniel terus menatap Naura dengan datar. Sedangkan Naura ya tentu saja semakin salah tingkah. Naura tampak mengulum bibirnya sendiri mencoba untuk ke topik lain. Sampai akhirnya ia menatap ke sekelilingnya.

"Kenapa kita ke kantin?" tanya Naura.

"Laper."

"Kenapa ajak aku?"

"Karena gue maunya, lo."

"Tapi aku gak laper."

"Temenin aja."

"Aku harus masuk kelas." Naura mencari alasan.

"Ya udah sana."

Setelah mengatakan itu Daniel langsung pergi dari hadapan Naura. Tanpa sepatah kata apapun. Melihat Daniel pergi membuat Naura kesal karena ditinggal begitu saja. Bibirnya mengerucut kesal.

"Dasar kulkas!" gerutu Naura.

******

Bram menatap malas ke arah Denis dan Detra. Kedua 'De' itu sedang adu mulut karena hal yang sangat sepele.

"Gue bilang. Lo yang duluan!"

"Gak mau!"

"Batu banget lo, Den!"

"Ngaca bruh."

"Lo berdua kan satu tim. Kerjasama aja elah," ujar Haris yang ikutan kesal.

Detra melirik Haris dengan tajam.

"Gue belum nguasai nih materi!" ucap Denis geram.