40. Akal dan Hati

13K 1K 63
                                    


"Jika dengan cara menghindar bisa melupakanmu, maka akan kulakukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jika dengan cara menghindar bisa melupakanmu, maka akan kulakukan." -Naura Gabriella

•Koreksi jika ada typo. Penuhi paragraph dengan komentar :)•

Berjongkok di samping makam dengan ditemani oleh bunga kuburan membuat Daniel tak kuasa menahan rasa sesaknya kala membaca nama yang tertera di batu nisan itu.

Tangannya menyentuh batu nisan itu dan mengusapnya lembut. Ia harus menutup matanya dan mulai berimajinasi lagi. Ia selalu membayangkan jika batu itu adalah wajah sang ibu.

Air matanya keluar kala mengingat betapa keras kepalanya ia dulu, bahkan sampai ingin meninggalkan rumahnya karena kesal kepada sang ibu yang sibuk dengan pekerjaan. Sempat terjadi perdebatan besar antara ia dan mendiang sang ibu. Namun, semua itu selesai setelah Daniel memutuskan untuk tetap diam dan memilih untuk mendiamkan ibunya sampai satu bulan lamanya.

Daniel bisa mengingat betapa nakalnya ia dulu yang selalu mengatakan kalau mendiang ibunya itu dengan kata-kata yang terbilang tidak sopan.

Mama terlalu sibuk kerja! Buat liat Daniel menang di pertandingan basket aja gak bisa!

Mama terlalu egois dan workaholic sampai lupa sama Niel!

Daniel muak liat mama kencan sama laptop!

Papa sama Mama itu sama! Gila kerja sampai lupa sama anak sendiri! Daniel mau pergi aja.

Sampai kapan pun, Daniel gak bakal nurut sama Mama dan Papa kalau kalian berdua masih mem-prioritaskan pekerjaan!

Lebih baik Daniel jadi yatim piatu, dari pada punya orangtua yang gak ada buat anaknya!

Daniel terisak mengingat ucapan terakhir yang diingatnya itu. Saat itu ia benar-benar tidak bisam mengontrol emosinya. Wajar jika ia kesal karena terlalu jarang bertemu dengan kedua orang tuanya.

Daniel tidak kuasa menahan tangisnya dan mulai pecah kala melihat rumah masa depan ibunya saat ini. Kini ibunya terbaring kaku di dalam liat kubur.

"Gak usah nangis." Daniel mendongak dan melihat sosok Fitra-Ayah Daniel- yang berdiri di sampingnya.

Daniel mengusap air matanya lalu kembali menatap gundukan tanah di depannya, "Ngapain Papa kemari?"

"Papa juga kangen sama Mama kamu." Fitra berjongkok di samping Daniel.

Daniel sendiri memilih untuk diam. Ia membiarkan papanya itu untuk menaburkan bunga di atas makam ibunya.

"Jangan terlalu dingin, Niel."

"Bukan urusan Papa," jawab Daniel dingin.

"Itu pesan terakhir mama buat kamu." Mendengar itu, membuat Daniel menoleh ke arah Fitra.

Galang dan Naura ✔Where stories live. Discover now