DESTINY 26 : Confession

28.4K 1.8K 25
                                    

Vote sebelum membaca
Komen setelah membaca
Supaya saya tambah semangaattt..

Ada sedikit 18+ nya

Aurell tiba di depan sebuah gedung megah tinggi menjulang yang di bagian kanan atas gedung tersebut bertengger tulisan “Xander Media Asia”  yang sangat besar, yang terbuat dari huruf timbul Acrylic

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aurell tiba di depan sebuah gedung megah tinggi menjulang yang di bagian kanan atas gedung tersebut bertengger tulisan “Xander Media Asia”  yang sangat besar, yang terbuat dari huruf timbul Acrylic.

Setelah turun dari ojek online, perlahan Aurell melangkah masuk ke dalam gedung tersebut. Aurell ingat sekali bahwa dulu ia pernah melamar di perusahaan besar ini lalu melakukan panggilan interview dan berakhir dengan kegagalan.

Aurell tersenyum miring meratapi nasibnya yang selalu saja gagal diterima bekerja di perusahaan bonafit. Wajar saja, karena yang ia miliki hanya ijazah SMA sementara para pesaingnya kala itu kebanyakan lulusan sarjana dari kampus ternama. Aurell segera menggelengkan kepalanya, walau bagaimana pun ia harus tetap bersyukur atas apa yang sudah di dapatnya. Jika ia tidak seperti itu mungkin ia tidak akan pernah mengenal Gabriel dan Darren.

Darren?

Aurell melirik jam di pergelangan tangannya. Darren akan mengadakan meeting sepuluh menit lagi. Aurell pun mempercepat langkahnya. Sudah cukup rasanya ia bernostalgia dengan masa lalunya yang selalu gagal dalam melakukan Walk in Interview.

Tiba di Resepsionis, Aurell langsung diminta untuk naik ke lantai delapan sesuai instruksi Darren pada si resepsionis. Lantai dimana pemilik dan jajaran petinggi perusahaan berada. Aurell melangkah masuk menuju lift yang akan membawanya ke lantai delapan.

Tak perlu menunggu lama, Aurell tiba di sana. Aurell tidak menemukan siapapun untuk ia tanyakan dimana ruangan Darren berada? Aurell pun mencari-cari ruangan tersebut dan ia melihat dari jauh ruangan paling besar diantara ruangan lainnya bertuliskan nama “Darren Xander” dan tiga macam gelar dibelakang nama Darren.

Tok.. Tok..Tok..

Lebih dari tiga kali Aurell mengetuk pintu tersebut namun tak kunjung mendapatkan jawaban dari dalam. Aurell berpikir, apa mungkin Darren sangat sibuk sampai tak mendengar ada tamu yang datang untuknya. Aurell pun membuka sedikit demi sedikit pintu tersebut. Aurell melihat Darren seperti tengah beradu argumen dengan seorang wanita. Samar- samar Aurell mendengar Darren memanggil wanita itu dengan nama Bianca.

Deg..

Bianca? Aurell ingat wanita itu adalah wanita yang pernah Aurell lihat di kamar hotel bersama Darren waktu itu. Ya.. Aurell yakin wanita itu adalah kekasih Darren.

Perlahan tapi pasti, Aurell menghampiri Darren. Entah kenapa ia sangat penasaran pada apa yang Darren dan Bianca bicarakan. Biasanya Aurell tak ingin terlalu ikut campur pada urusan orang lain namun sepertinya ini pengecualian.

Kini Aurell sudah berdiri tak jauh dari hadapan mereka dan anehnya mereka tidak menyadari kehadiran Aurell.

Detik berikutnya Aurell merasakan dadanya sesak luar biasa. Hal yang tak pernah ia rasakan selama ini karena ia juga tidak tahu perasaan apa yang sebenarnya yang tengah ia rasakan. Bianca mencium bibir Darren dengan penuh gairah. Darren meraih bahu wanita itu. Aurell berharap Darren akan mendorong Bianca namun hancur sudah harapan Aurell saat Darren terdiam. Aurell yakin Darren menikmatinya meski Aurell melihat Darren tidak membalas dan juga tidak menolak ciuman itu.

DESTINY [END]Where stories live. Discover now