Chapter-- 45

103 11 43
                                    

Nemu ini di IG, lucu banget 🐣

Nemu ini di IG, lucu banget 🐣

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

***

Padahal banyak kata yang ingin ia ungkapkan pada ibu tirinya. Tentang ucapan maaf, terima kasih, dan rasa cintanya. Baginya Ji Sumin bukan hanya sekedar ibu sambung. Bahkan sejak kecil, Sungkyung tidak pernah menganggap buruk pandangan itu. Tidak seperti anak-anak lain yang ketakutan mendengar cerita kejamnya sang ibu tiri. Saat itu, Sungkyung kecil merasa sangat bahagia untuk pertama kalinya digendong oleh seorang ibu.

Walaupun setelah kepergian ayahnya wanita itu berubah, walaupun tidak lagi ada sebuah pelukan, walaupun kerap tidak diinginkan--Dan semua itu, Sungkyung tetap menyayangi ibunya.

Sekarang semuanya sudah tidak bisa dirubah atau diperbaiki. Bahkan sekecap maafpun masih tidak bisa ia sampaikan. Bagaikan sebuah permainan, di mana yang kalah harus terus menderita. Dan, Tuhan adalah pemenangnya. Hingga semua orang yang Sungkyung cintai harus pergi dengan cepat darinya.

"Sungkyung..." Jisung menghentikan langkahnya lima meter di belakang Sungkyung.

Pria itu memilih membiarkan Sungkyung sendirian menatap nisan Ji Sumin. Karena kemarin di pemakaman, gadis itu tidak bisa ikut. Keluarga Jisung melarangnya karena Sungkyung berulang kali tidak sadarkan diri.

Pandangan Jisung ikut mengarah pada usapan tangan Sungkyung di atas pusara ibunya. Gadis itu menangis tanpa suara. Sesekali mengusap kedua pipinya hingga kering, lalu menangis lagi.

"Apa kalian senang meninggalkan aku sendiri?"

"Maafkan aku..."

Sudah lebih dari tiga puluh menit gadis itu berdiam diri di depan makam ibu tirinya. Sungguh pemandangan yang sangat langka, Jisung tidak pernah melihat kasih sayang yang begitu besar dari seorang anak tiri kepada ibu tirinya.

Mungkin karena tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya, Sungkyung sangat dekat dengan Ji Sumin.

"Jangan membawa Jung Dabin juga, Tuhan." Sungkyung mendongak.

Jisung dapat melihat jelas kedua mata itu merah dan sembab. Dua hari berturut-turut Sungkyung menangis. Membuat siapapun yang melihat akan merasa iba dan sedih.

"Jika kau benar-benar akan membawanya, aku akan sendirian di dunia ini."

"Jika kau benar-benar akan membawanya, bawa aku juga.. hiks, izinkan aku berkumpul bersama keluargaku meskipun bukan di dunia ini."

Jisung tidak sanggup lagi. Niat awalnya runtuh melihat Sungkyung mulai meraung dengan kacau. Pria itu lantas mendudukkan dirinya di sebelah Sungkyung dan membawanya dalam sebuah pelukan.

Jisung juga menangis. Ia meneteskan air matanya sambil terus mengusap-usap kepala Sungkyung.

"Akh... aku ini benar-benar pembawa sial, Jisung..."

Couple Exchange [Completed]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin