Chapter-- 22

125 12 26
                                    

Selamat membaca dengan santuy 🐣

***

10 years later...


Satu kata yang menggambarkan tentang hal baru adalah perbedaan. Dirasa tidak lagi sama, bahkan terlambat menyadari bahwa perubahan telah terjadi. Andai kata ada satu hal yang boleh diminta, jawabannya hanya satu. Permintaan untuk bisa kembali memutar waktu.

Dari setiap hal yang dilewati, mustahil terlewat cerita seru. Mulai dari kekecewaan, kesedihan, hingga kebahagiaan. Dari setiap musim yang menyapa, banyak rasa yang tersimpan. Mulai dari hampa, sepi, hingga rindu.

Sebenarnya banyak sekali penyesalan yang telah mendarah daging di diri Park Jisung. Seperti sebuah beban yang selalu ia bawa setiap melangkah. Melewati hari, berganti bulan, dan berujung tahun.

Dari senin sampai jumat Park Jisung akan selalu bangun pukul 04.00 pagi. Tetapi waktu tersebut tidak akan berlaku untuk hari sabtu dan minggunya yang terlewat begitu istimewa. Seperti pagi sabtunya kali ini, Park Jisung masih setia bernapas di bawah gulungan selimut tebalnya.

Musim dingin sudah menyapa sejak seminggu yang lalu. Membuat Jisung makin sulit untuk berpisah dengan selimut tebalnya. Padahal sudah lebih dari sepuluh kali ponsel di sebelahnya berdering menandakan panggilan masuk.

"Aish..." tanpa berniat mengangkat panggilan-panggilan itu, Park Jisung malah membalikkan tubuhnya ke sisi yang lain. Kepalanya ia tekan ke bawah bantal untuk mereda suara dering ponselnya.

"Jisung..."

Ayolah, ini hari sabtunya yang berharga. Kenapa semesta seakan bahagia mengusik ketenangannya. Jisung tidak peduli, ia semakin menekan bantal dengan kepalanya untuk menghindari suara itu.

"Park Jisung bangun!"

Jisung merasa begitu terusik karena tubuhnya diguncang berkali-kali, semakin cepat hingga ia harus mengeratkan rahangnya menahan diri untuk tidak terbangun.

Siapapun tolonglah, Jisung harus tidur selama 10 jam di hari sabtu dan minggu. Semalam ia terlelap jam 12 malam. Berarti ia harus bangun jam 10 pagi nanti.

"YAKH, PARK JISUUUNG!"

"Apa? Apa? Apa?!" teriak Jisung marah membalas teriakan kakaknya yang sudah mengalahkan suara ledakan bom. Ia terpaksa jadi harus bangkit berdiri dengan menyentak selimutnya kasar.

"Ini hari sabtuku yang berharga, kenapa kau selalu mengusikku? apa? apa lagi alasanmu, noona?"

Sooyoung mengambil buku agenda kecil yang ada di sebelah lampu tidur Jisung dan mendaratkannya kasar tepat di atas ubun-ubun adiknya.

Plak!

"Aw.. Yakh, noona!" Pekik Jisung sambil menendang-nendang kakinya dari bawah selimut.

"Kau ini, bersikaplah sopan padaku." Omel Sooyoung dengan tangannya yang lincah mengusak rambut Jisung.

Jadilah kini, penampilan Park Jisung yang seperti orang gila sungguhan.

"Kau itu kan sudah bersuami? kenapa kau selalu datang ke rumah? apa kau diusir oleh suamimu? yah.. memang pantas untukmu." Cibir Jisung kesal.

"Suamiku sedang menerbangkan pesawat, bodoh. Sudah cepat mandi dan bersiap, ajak Goeun jalan-jalan. Aku dan eomma akan berbelanja."

"Goeun? di mana? aku sudah tidak sabar ingin menciumnya." Ujar Jisung ceria dengan bibirnya yang bersiap dimajukan beberapa senti.

"Ish.." Sooyoung mendorong kening Jisung cepat. "Jijik dih, sana mandi dulu kalau mau cium putriku. Bibirmu itu penuh virus, bodoh."

Couple Exchange [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora