Chapter-- 16

102 13 15
                                    


Satu minggu. Sudah selama itu Kim Sungkyung tidak lagi menyapa Mark dengan ceria, atau mendatangi kelasnya saat jam istirahat. Pun mengganggunya dengan rentetan pesan. Di sekolah saja Mark tidak bisa melihat gadis itu, dia seolah menghilang dari dunia Mark. Misalnya saja, saat makan siang di kantin. Biasanya Mark akan melihat gadis itu makan dengan berbincang bersama kedua sahabatnya. Tetapi sudah satu minggu ini ia tidak menemukan gadis itu, meja kantin yang biasa diisinya hanya menyisakan dua sahabat Kim Sungkyung saja.

Dan ruang eskul dance. Mark pernah--tidak, hampir setiap dari kantin ia akan melongokkan kepalanya mencari Sungkyung. Seperti saat hari ketiga tanpa gadis itu, ia yakin melihat presensi gadis itu tengah menghafal beberapa gerakan, tapi anehnya saat Mark menoleh, tidak ada siapapun di sana.

Oh, gadis itu benar-benar telah mengabaikan Mark.

Laki-laki itu sudah pernah bertanya pada sahabat Sungkyung sekedar ingin menitipkan susu kotak dan roti isi, yang kali ini ia beli dengan uangnya sendiri. Mark sungguh sangat merasa bersalah pada gadis itu, seolah ia telah menancapkan sebuah pisau di dada Sungkyung. Ia tahu, pasti itu sangat sakit. Mark ingin meminta sebuah maaf, namun sahabat Sungkyung hanya menjawab dengan gelengan kepala. Yang entah apakah mereka benar-benar tidak tahu atau tidak ingin memberitahu Mark.

Jadi, saat ada kesempatan berpapasan dengan Park Jisung, laki-laki itu praktis menghentikan langkahnya dan menanyakan pada Jisung tentang keberadaan Sungkyung. Tapi bukannya dijawab, laki-laki itu malah melempar tatapan datar dan berlalu tanpa kata.

Sepertinya bukan hanya Sungkyung yang kecewa padanya, Park Jisung juga mulai tidak suka.

Sekarang Mark seolah menyerah dengan keadaan ini, karena setiap ia mendatangi rumah Sungkyung pun, gadis itu selalu tidak ada di rumah. Mark akan selalu berakhir bersama Dabin sambil mendengarkan kelu kesah gadis itu.

Saat ini Mark tengah fokus memperhatikan penjelasan dari Sis Kae saem yang menjelaskan tentang bagaimana persamaan asam dan basa di depan kelas. Guru muda itu tengah menuliskan sebuah rumus di whiteboard dengan penjelasan yang tidak pernah berhenti.

"Jangan lupa siapkan kelompok untuk praktik minggu depan." Ujar Sis Kae saem yang telah membalik badannya memperhatikan seluruh kelas.

"Maaf ya, hari ini saya ada urusan mendesak untuk mengikuti rapat guru bersama yayasan. Jadi, kita cukupkan saja untuk hari ini. Tetapi, kalian yang ingin ikut pelajaran tambahan bersama Junmyeon saem, bisa menunggu di kelas." Lantas guru kimia itu tersenyum sembari membereskan bukunya di atas meja guru.

"Selamat sore, dan sampai bertemu minggu depan dengan kelompok yang sudah kalian bentuk ya."

"Oke.. saem." Koor seluruh murid mengiringi kepergian Sis Kae saem.

Mark mematung sejenak, kemudian saat matanya mematut jam dinding di atas whiteboard, ia kontan tersentak dan segera menyambar buku dan tasnya. Mark keluar dari kelas dengan tergesa sembari memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Ia berhenti tepat di depan kelas 1-1. Menekuk tubuhnya dengan mengatur napas yang tersengal. Ia menjulurkan leher dan tersenyum hangat melihat Sungkyung tengah fokus memperhatikan penjelasan Baekhyun saem sambil sesekali tersenyum.

Mark bersandar di dinding kelas tersebut dan mengetik sesuatu di ponselnya. Ia menunggu hingga kelas itu bubar dan akan menjelaskan segalanya pada Kim Sungkyung.

Setelah beberapa menit, terdengar suara pintu terbuka. Mark segera menegakkan tubuhnya lalu menunduk sopan saat Baekhyun saem melintas. Guru yang terkenal tampan dan humoris di Korean High School itu membalas sambil tersenyum cerah.

Couple Exchange [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang