Chapter-- 4

116 15 6
                                    

Sweet friday, happy reading 😊

Sweet friday, happy reading 😊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***



Jisung tidak pernah membayangkan akan menginjakkan kedua kakinya di tempat ini. Lotte world. Bersama dengan gadis yang sangat ia sukai.

Ia pikir Dabin tidak benar-benar akan menepati janjinya. Hingga menurut Jisung kekasihnya itu sudah lupa. Tapi ternyata semua ini benar-benar terjadi. Haruskah Jisung menandainya karena satu hal dari sekian hal yang ingin ia lakukan bersama Dabin terlaksana.

Jisung terperangah saat diam-diam ia memandang Dabin dan gadis itu ikut menoleh hingga pandangan mereka bertemu. Pipi Jisung kontan terasa panas.

Dabin mengangkat alisnya. "Ada yang ingin kau naiki?"

Rasa-rasanya Jisung tidak sanggup berkata-kata. Tapi ia tidak boleh mengabaikan pertanyaan Dabin. Tidak boleh.

Ah. Jisung sepertinya mendapat ide kala matanya menatap satu wahana yang bisa mereka naiki.

"Bagaimana dengan yang itu, noona?" telunjuk laki-laki itu pada satu wahana yang banyak diminati di sana.

"Viking?" begitulah tulisan yang terdapat di sana. Wahana yang menurut Dabin sedikit agak menyeramkan. Semua orang di sana terhibur, apa salahnya. Bukankah itu menyenangkan.

"Noona tidak mau?"

"Siapa bilang? Kalau kau sudah menawarkan itu ya harus kita naiki."

Senyum Jisung makin melebar. Jika mereka naik wahana itu berdua, saat Dabin ketakutan pasti gadis itu akan memeluknya nanti.

Jisung tidak sabar menantikannya.

"Ayo." Karena Jisung tampak diam di tempat Dabin meraih lengan kekasihnya itu.

Mereka duduk di barisan ketiga dari belakang. Cukup membuat Jisung meneguk ludahnya membayangkan bagaimana jadinya jika ia terjatuh dari sana.

"Noona, kau ti-tidak takut?"

"Ini asyik, ya, sepertinya." jawab Dabin agak ragu juga.

Wahana itu mengayun lambat sebagai permulaan. Ada sensasi aneh yang Jisung rasakan saat kecepatannya bertambah. Seiring benda itu mengayun sekujur bulu-bulu di kulitnya terasa berdiri.

Tidak. Jisung tidak takut. Mana mungkin ia kalah dari Dabin. Meskipun Jisung satu tahun lebih muda dari kekasihnya. Tapi Jisung harus kuat dan menjadi tameng jika gadis itu ketakutan, lalu Jisung akan--

"Akh... Yakh! Kenapa makin cepat?!" Teriak Jisung tidak sadar.

--teriak.

Sungguh. Apakah ia akan terlempar dalam hitungan detik?

"Akh... Eomma...!!"

"Yakh! Hentikan ini, bagaimana kalau aku jatuh?"

Dabin tidak bisa menahan tawa melihat wajah Jisung memerah ketakutan. Apalagi ekspresi orang-orang di sana yang sudah terkikik geli.

Couple Exchange [Completed]Where stories live. Discover now