Chapter-- 6

115 10 4
                                    

Happy Reading 😘

Bel pulang sekolah berbunyi sangat nyaring, memberikan semangat baru untuk seluruh murid Korean High School. Mereka tidak sabar keluar dari gedung sekolah dan mengistirahatkan otak agar kembali lebih fresh.

Seorang pria yang duduk di barisan paling belakang segera membereskan bukunya ke dalam tas dan melompat agar sampai di depan seorang gadis yang tengah asik mengetik sesuatu di ponselnya.

Senyum tipis terukir di bibir gadis itu. Tidak menyadari keberadaan Mark yang terlanjur penasaran dengan apa yang tengah dilakukannya.

Mata Mark menajam demi melihat deretan kalimat di layar benda persegi panjang itu.

"Maaf Jisung... Aku tidak bisa mengajakmu pulang bersama karena harus menyiapkan pensi dengan seluruh anggota OSIS---" Mark sadar sang pemilik ponsel tengah menatapnya tajam.

Laki-laki itu berdeham sembari menjauhkan kepalanya dari jangkauan gadis itu, yang bisa kapan saja memukulnya.

"Kau ini manusia paling menyebalkan kedua setelah adik tiriku." Sungut Dabin.

"Ya.. Ya.. Ya.. Dan manusia paling menyebalkan kedua ini telah membantumu melakukan misi. Kau tidak melupakannya bukan?"

Sepertinya Dabin agak menyesal meminta bantuan dari Mark. Dia juga merasa heran pada dirinya sendiri. Tidak seharusnya ia melakukan sesuatu untuk orang yang juga membencinya.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak melakukan misi itu sendiri. Bukankah akan lebih bagus kalau dia tahu kebaikan itu berasal darimu?"

"Dan membuat dia menghinaku? Tidak akan pernah!"

Selesai mengepak isi tasnya, Dabin bangkit dari tempat duduknya. Kakinya melangkah hendak keluar hingga harus berdiri dengan jarak cukup dekat di depan Mark.

"Bisakah... Kau melakukan misi ini dengan sepenuh hati?" mata itu terlihat berbeda. Mark menemukan sebuah cermin kepeduliaan di sana. Kepala Mark mengangguk patuh setelah menyadari itu.

"Terima kasih. Aku janji akan memberimu imbalan yang bagus."

"Baiklah, aku setuju."

"Kalau begitu... Bisa kau pergi dari hadapanku?" alis Dabin terangkat sambil menunjuk jalan yang terhalang oleh Mark.

Pria itu tersenyum kikuk. "Oh... Silakan."

Dabin melangkah keluar dari kelas dengan santai seperti biasanya.

"Jadi, apa kau senang karena akan menghabiskan waktu lama dengan sepupuku tercinta--Lee Jeno?" ujar Mark.

Spontan Dabin menoleh cepat. Ah, sial. Kenapa rencana Dabin bisa ditebak oleh Mark. Memang benar, terbukti sudah, julukan orang paling menyebalkan kedua adalah Mark.

"Yakh! Tidak tuh." Bentak Dabin.

"Baiklah, selamat berselingkuh---"

"DIAM KAU MARK SIALAN!!"

Dengan kekuatan yang keluar disaat ia berada dalam bahaya Mark lari menggunakan kecepatan maksimum. Ia menyusuri koridor dengan napas tersengal. Syukurlah, Dabin sudah tidak mengejarnya lagi.

"Ah.. Iya, ke kelas Sungkyung." Mark berjalan santai sembari mengatur napasnya. Kepalanya melirik setiap pintu kelas junior di sebelah kirinya.

Mark terkekeh pelan. Bodoh. Bisa-bisanya ia tidak mengetahui kelas pacarnya sendiri.

"Jangan terus berbicara omong kosong. Kau buktikan saja kalau ucapanmu itu memang bukan sekedar bualan."

"Aku tidak pernah membual, bodoh!"

Couple Exchange [Completed]Where stories live. Discover now