Chapter-- 42

75 10 47
                                    

(Mbak-nya kenapa sih cuantik beud?❤)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Mbak-nya kenapa sih cuantik beud?❤)

***


Kim Sungkyung. Park Jisung. Mark Lee. Jung Dabin.

Kim Sungkyung--Dokter Lami, ah, atau siapapun itu, ternyata gadis itu memiliki arti yang sangat besar dalam hidup Jisung.

Dan hubungan keempat orang yang disebutkan dalam cerita Chenle sukses membuat Bomi menguras air matanya.

Tadinya ia pikir, ia akan merasa kesal pada dokter pribadinya itu. Ternyata setelah mendengar semuanya secara gemblang dari Chenle, Bomi paham bagaimana perasaan Park Jisung.

Pantas saja pria itu selalu terlihat berduka, lewat sorotan matanya. Seperti yang selalu Bomi tanyakan. Jisung itu memiliki banyak rahasia.

Dan setelah Kim Sungkyung--Dokter Lami--kembali ke Seoul, lambat laun semua beban Jisung seolah menghilang. Pancaran matanya berubah cerah.

"Dan aku paham, bukannya Jisung tidak bisa membuka hati untukku, tapi karena cintanya untuk Dokter Lami sudah terlanjur besar."

Chenle yang tengah menyedot minumannya pun menganggukkan kepala. Ternyata tenggorokannya jadi kering ya setelah bercerita panjang lebar.

"Jadi, apa rencanamu setelah ini?" tanya Chenle.

"Apalagi, aku akan melepaskan Jisung." Meskipun gadis itu tahu apa konsekuensi yang akan ia dapat, yaitu sakit hati yang paling dalam.

"Good girl," ujar Chenle. Tangannya bergerak mengusak pucuk kepala Bomi.

"Tapi, tetap saja rasanya hatiku... ah, hancur."

"Ya sudah sih, emangnya pria keren cuma Park Jisung doang?"

Bomi mendecih. "Iya, yang aku kenal."

"Heh! ini ada yang lebih keren dari Jisung lho."

"Siapa?"

"Aku."

"Hahaha..." Bomi tergelak melihat bagaimana Chenle dengan percaya menunjuk dirinya sendiri. Dan, jangan lupakan bagaimana kedua alisnya yang terangkat-angkat ke atas.

"Tapi, sumpah sih, kamu nggak marah sama Jisung?"

"Marahlah, kecewa, sedih tahuuuuu." Semalam saja ia hampir setengah jam menangis dalam pelukan ibunya.

"Terus?"

"Ya sudah, sepertinya aku hanya akan belajar melupakan Jisung. Aku bersyukur bertemu dengan dia, karena jika aku tidak bertemu dengannya, aku tidak akan bisa sembuh dari penyakitku."

Bukan mau Bomi berpisah dari Park Jisung, tapi bukan mau takdir juga jika mereka terus bersama.

Chenle menggeser kursi yang didudukinya menjadi berdekatan dengan Bomi. Lalu tangannya dengan lembut mengusap bahu gadis itu.

Couple Exchange [Completed]Where stories live. Discover now