Chapter-- 20

106 11 4
                                    

Selamat hari senin 🤗

Selamat hari senin 🤗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***



Untuk pertama kalinya dalam hidup, Jung Dabin sangat menyesal lahir sebagai putri dari Ji Sumin. Ini pun jadi yang pertama bagi Jung Dabin menyesal tidak pernah menurunkan egonya demi sang adik. Kenapa di masa remajanya ia harus mengalami berbagai macam penyesalan?

Jika ada satu kesempatan yang Tuhan berikan padanya, ingin sekali Jung Dabin bertukar peran dengan adiknya. Orang kedua yang sangat ia sayangi, adiknya, Kim Sungkyung.

Semalaman gadis berusia 18 tahun itu menangis di sebelah bangsal adiknya yang masih tidak sadarkan diri. Menciumi punggung tangan gadis itu, mengusap keningnya, dan merapalkan doa.

"Jangan buat aku sedih, Kyung. Jangan menderita lagi... " Tidak tahu bagaimana Jung Dabin akan hidup untuk kedepannya melihat kehidupan sang adik. Haruskah ia hanya bisa menjadi penonton? Tidak mau, Dabin ingin membantu. Tapi apa yang harus ia lakukan?

Jung Dabin itu terlalu egois. Ya, gadis itu sadar dirinya egois. Terlalu mementingkan egonya. Terlalu mendendam untuk hal yang sebenarnya bukan salah Kim Sungkyung. Appa Siwan pergi itu bukan salah Sungkyung, itu sudah sah menjadi takdir Tuhan. Tetapi, Jung Dabin tetaplah egois.

Sekarang untuk sekedar meminta maaf pun rasanya percuma. Sudah banyak luka yang Sungkyung dapatkan. Banyak sekali, sampai-sampai Jung Dabin tidak memiliki wajah untuk menampakkan diri di hadapan Sungkyung.

Gadis itu menenggelamkan kepalanya pada lengan kanan Sungkyung yang tidak di infus. Menangis tanpa suara disana dengan rapalan doa-doa untuk kebaikan Kim Sungkyung.

"Jika ada yang harus terluka, itu aku... " Suaranya tersedak isakan. "Bukan kamu... " Lirihnya lagi.

"Maaf, tidak bisa jadi kakak yang baik buat kamu. Maaf, terlalu egois dan tidak berperasaan. Maaf... Maafkan aku, Kyung..."

Di dalam ruangan serba putih itu, dalam keheningan, suara tangis Jung Dabin menjadi lagu tidur untuk saudarinya.

Keesokan harinya Jung Dabin tersadar begitu merasakan sakit di area lehernya. Gadis itu mengangkat kepala dan memiringkannya ke kanan dan ke kiri untuk memulihkan keadaannya kembali. Ia tidak sadar telah tertidur semalaman dengan cara seperti itu.

Baru saja membuka kedua matanya, Jung Dabin langsung melotot saat tidak menemukan Sungkyung di bangsal. Ia berdiri dengan tergesa dan keluar dari ruangan itu. Begitu sampai di luar ruangan tempat Sungkyung dirawat, ia menemukan Jisung berdiri di hadapannya bersama Yoona.

"Bagaimana keadaan--" Belum sempat Yoona selesai dengan kalimatnya, Dabin lebih dulu menubruk wanita itu dan menangis di pelukannya.

"Bi, Sungkyung... Bi.."

Jisung merasa matanya perih seketika, ia mendekat dan menepuk pelan bahu Dabin. Yoona menatap manik mata putranya dan memberikan kode agar Jisung masuk ke dalam ruang rawat itu.

Couple Exchange [Completed]Where stories live. Discover now