Chapter-- 38

106 12 14
                                    

17 Agustus tahun '45, itulah hari kemerdekaan kita~~

Yeay.. selamat hari kemerdekaan Indonesia 🎉

Bacanya pelan-pelan aja ya, ini panjang soalnya hehe 😂

Bacanya pelan-pelan aja ya, ini panjang soalnya hehe 😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading yeorobun🤗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy reading yeorobun🤗

***




Mark mengusap keringat di pelipisnya begitu masuk ke dapur dan menuju lemari es. Ia baru saja selesai melakukan lari pagi sendirian karena semalaman tidurnya tidak bisa nyenyak.

Ia benar-benar tertidur pukul dua pagi dan terbangun lagi pukul empat. Saat ia berusaha untuk terlelap, pikirannya selalu mengarah pada bayangan ketika Jeno dan Dabin melangsungkan pernikahan.

"Kenapa kau meninggalkannya?"

Gerakan tangan Mark membuka pintu lemari es terhenti sejenak saat suara ibunya sedikit mengganggunya. Kemudian tanpa menjawab apa-apa, pria itu mengambil botol air dingin dan meminumnya setengah.

Tiffany yang merasa diabaikan oleh putranya lantas melipat kedua lengan ke depan, menunggu hingga Mark selesai minum.

"Jawab Mommy, kenapa kau memperlakukan Jasmine dengan tidak baik?"

Selesai minum Mark menyimpan kembali botol minum itu ke dalam lemari es. Lalu memandang wajah ibunya dengan tatapan datar.

"Kenapa kau memberinya makanan pedas sedangkan dia tidak suka makanan pedas?"

"Aku tidak tahu, dia tidak bilang, jadi bukan salahku."

"Lalu, kenapa kau meninggalkannya kemarin?"

"Mom, ayolah... aku tidak suka Jasmine. Belum apa-apa saja dia sudah pandai mengadu." Mark berdecih kesal.

Tiffany mengurut keningnya karena tiba-tiba kepalanya terasa pening. Memikirkan tentang putranya yang tidak juga segera membuka hati untuk gadis lain, Tiffany sangat kesal.

"Kau tidak suka pada semua gadis yang Mommy perkenalkan karena kau hanya menyukai Jung Dabin. Benar, kan?"

Mark mengangguk cepat. Kali ini ia tidak diam saja. Ia juga tidak menyangkalnya. Mulai sekarang Mark akan memperjuangkan keinginan hatinya.

Couple Exchange [Completed]Where stories live. Discover now