Chapter-- 30

136 11 7
                                    

Ini panjang banget kek cinta aku buat Renjun. Bacanya pelan-pelan ya, cermati waktunya. Percakapan di sini ada yang ngejelasin flashback di part sebelum-sebelumnya juga.

Jangan gumoh, oke. Hehe....😂😂

Tuh, aku kasih foto calon pacar-jodoh aku biar ngga gumoh bacanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tuh, aku kasih foto calon pacar-jodoh aku biar ngga gumoh bacanya.

Happy Reading, Cintah 😘

***

Seoul, Maret 2020




"Himbauan untuk seluruh masyarakat kota Seoul untuk tetap berada di dalam rumah. Saat ini salju turun dengan begitu lebat. Badan Meteorologi dan Geofisika memprediksi bahwa keadaan ini akan memicu adanya badai salju. MBC News, melaporkan."

Yoona baru saja selesai membuat ramyeon untuk suaminya, namun wanita itu buru-buru melangkah saat mendengar suara dari televisi. Netranya mengarah ke atas, dari bawah dapat dilihat pintu kamar putranya masih terbuka. Kemudian Yoona menaruh mangkuk ramyeon di meja dan duduk di sebelah suaminya.

"Sayang, apa Jisung belum pulang?"

"Iya belum."

"Dia ke mana? di luar sedang turun salju begini. Aduh, aku sangat cemas padanya, apalagi katanya akan ada badai."

Minho menegakkan punggungnya dan mengurut bahu Yoona lembut. "Kau sudah coba hubungi dia? aku dari tadi menelfonnya, tetapi ponselnya tidak aktif."

"Apa terjadi sesuatu pada Sungkyung?"

"Jangan bicara begitu, sayang."

"Aku takut."

Perasaan Yoona benar-benar sedang kalut. Kalau begini jadinya, ia memilih ikut saja dengan Jisung dan Dabin untuk mencari Sungkyung. Mereka pamit sejak siang hari dan sudah malam begini belum juga kembali.

Ceklek!

Pintu rumah terbuka lebar. Suaranya praktis membuat Minho dan Yoona mengarah ke sumber suara dengan serangan kepanikan saat tubuh Jisung menyembul masuk dari luar. Sepasang suami istri itu segera menghampiri putra mereka yang terlihat begitu kacau.

Kedua manik bening milik Jisung kini nampak begitu merah. Wajahnya nampak sangat pucat dengan bibir birunya yang terus menggigil. Laki-laki itu tidak tahu bahwa akan turun salju malam ini, jadi ia hanya memakai kemeja tipis dan lupa membawa mantel tebal. Ia terlalu terburu-buru menuju bandara saat Mark menelfon Dabin dan mengatakan Sungkyung akan pergi ke Jilin bersama Renjun. Jisung menyuruh Dabin untuk melajukan mobil dengan cepat, memohon disetiap doanya agar Sungkyung masih dapat ia lihat walau hanya sebentar.

Jisung mendongak pada Yoona yang lantas memusatkan kedua maniknya pada manik milik sang ibu. Laki-laki tujuh belas tahun itu menangis sambil menggigil. Isakannya begitu keras hingga mampu menggores hati Yoona.

Couple Exchange [Completed]Where stories live. Discover now