Chapter-- 21

144 15 25
                                    

Syalalalala.... hehe 😅

***


Jisung melangkahkan kakinya mendekati kursi panjang yang tengah diduduki seorang gadis di sebuah taman rumah sakit. Ia pun berhenti lantas mengambil tempat di sebelahnya. Membuat gadis itu menoleh cepat ke arah sampingnya.

"Kau sudah menemukan Kyung?"

Jisung menggeleng lemah, "Bukan aku, Renjun yang menemukannya."

"Di mana dia sekarang?" Tanya Dabin cepat. Tangannya sudah mengayun lengan Jisung dengan keras. "Katakan pada Renjun untuk membawanya kembali ke rumah sakit, Kyung belum sembuh total. Katakan padanya Jisung, tolong..."

"Sudah noona, kau tidak perlu khawatir. Aku sangat yakin dia aman bersama Renjun." Pelan Jisung. Beberapa menit yang lalu Jisung menemukan gadis itu. Meskipun kenyataannya sangat menyakitkan.

Jisung terharu dapat melihat wajah Sungkyung kembali. Rasanya ia ingin merengkuh tubuh mungil gadis itu saat melihatnya begitu rapuh. Gadis itu juga menatap Jisung. Mereka berpandangan cukup lama dalam keheningan. Sementara Renjun dengan setia menuntun lengan Sungkyung dari dalam pemakaman hingga sampai di depan pintu masuk dan berhenti karena melihat Jisung berdiri di hadapan mereka.

"Kyung..." betapapun saat ini, Jisung sangat ingin menangis sebagai tanda bahwa ia begitu sedih menatap keadaan Sungkyung.

"Ayo kembali ke rumah sakit, Dabin noona mencemaskanmu. Lagipula kau masih perlu perawatan." Jisung yang sudah mengulurkan tangan hendak meraih lengan Sungkyung hanya bisa menganga tidak percaya ketika ditepis kasar oleh gadis itu.

"Aku tidak mau bertemu mereka." Bukan saja Jung Dabin, Sungkyung sudah memutuskan takkan melihat wajah ibunya juga. Jika kenyataanya mereka menderita karena Sungkyung, maka ia hanya harus pergi jauh dari mereka.

Renjun ikut terkejut mendengar kalimat Sungkyung. Ia tidak pernah menduga bahwa gadis itu akan menolak Jisung, laki-laki yang sekarang berhasil memperlihatkan linangan air matanya.

Jisung menangis, untuk balasan dari kalimat Kim Sungkyung. "Kenapa, Kyung?"

"Mereka menderita karena aku, Park Jisung." Isak Sungkyung setengah menjerit agar Jisung tahu betapa lelahnya ia selama ini. "Aku hanya menjadi penghalang di tengah-tengah kebahagiaan mereka. Selama ini mereka tersiksa karena aku, jadi mulai sekarang aku akan membayar apa yang sudah aku perbuat selama ini."

"Tapi--"

"Tenang saja, semuanya milik Jung Dabin dan ibunya akan kembali pada mereka. Aku janji, dan katakan pada mereka.. hiduplah bahagia."

Jisung mengusap kasar jejak air mata di kedua pipinya. Setelah kalimat Sungkyung selesai, ia kembali menarik lengan gadis itu. Menahannya sekuat tenaga agar tidak pergi ke mana-mana.

"Apa maksudmu, Kyung? katakan kau tidak serius, kan? kau tidak ingin pergi ke mana-mana, kan, Kyung?"

"Jisung..." lirih Sungkyung. Kemudian kepalanya menoleh pada Renjun di sebelahnya, hanya sekilas dan kembali menatap mata Jisung yang berair. "Aku hanya akan pergi bersama Renjun."

"Kenapa bukan denganku?" Jisung cemburu. Bagaimana mungkin gadis itu memilih Renjun sedangkan ada dia di hadapannya?

Sungkyung menggeleng. "Terima kasih, Park Jisung."

Terima kasih?

Untuk apa berterima kasih?

Jisung mengacak rambutnya ke depan. "Tapi kau tidak akan ke mana-mana, kan? kau hanya akan bersama Renjun, tapi kau tidak akan jauh-jauh, kan?"

Couple Exchange [Completed]Where stories live. Discover now