[42] Damai

Start from the beginning
                                    

"Aku dibesarkan tanpa rasa sehingga aku tak dapat merasakan apapun. Namun aku tahu, bahwa kehilangan adalah satu hal yang paling menyiksa." Kata Youra, tepat dihadapan sebuah loker kaca dimana didalamnya ada abu dari mendiang Heein.

Pada saat dirumah duka, Youra tak melayat dengan semestinya dan justru hanya membuat keributan, sehingga kini ia memutuskan untuk melakukannya lagi, kali ini dengan benar dan tanpa menimbulkan keributan lagi. Youra membenarkan letak kacamata hitamnya yang senada dengan dress hitam yang dikenakannya itu, ia tidak terlalu mengenal Heein karena Youra yang juga tak memiliki teman, sehingga perempuan itu kini bingung harus mengucapkan apa lagi.

"Yang hanya aku tahu tentangmu adalah, kau perempuan lugu yang sedang jatuh cinta. Sehingga amarahmu saat itu.. merupakan hal yang wajar." Ucap Youra dengan senyuman kecil, "Namun, aku benar-benar tak bermaksud untuk merebut kebahagiaanmu itu. Maafkan aku," lanjut Youra.

"Aku memang mengatakan bahwa aku tak merasakan apapun, tapi aku tahu bahwa jatuh cinta adalah hal yang paling menyenangkan.. walau tak selamanya seperti itu." Youra akan menutup pembicaraannya, namun sebelum itu ia menarik napasnya panjang-panjang dan mengucapkan kalimat penutupnya. "Aku harap, kau dapat tenang disana. Jika kau bertemu seorang perempuan yang mirip denganku, itu adalah Eommaku, aku menitip salamku untuknya."

Setelah mengatakan itu, Youra berbalik pergi. Begitu cara ia berdamai dengan masa lalunya, sama seperti bagaimana Youra memutuskan berdamai dihadapan abu Ibunya dan melupakan apa yang dulu sempat terjadi.

Dan setiap kali berdamai dengan masa lalu itu, Youra harus memulai lagi semuanya dari awal dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan-kesahalan lama.

Dan setiap kali berdamai dengan masa lalu itu, Youra harus memulai lagi semuanya dari awal dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan-kesahalan lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki-laki itu berusaha lari sekencang mungkin, mengerahkan seluruh tenaga yang ia punya untuk sampai dihalte sebelum bus pergi meninggalkannya.Sepertinya, keberuntungan tengah berpihak pada Jaehyun karena laki-laki itu sampai tepat waktu ketika bus sudah berhenti dihalte.

Jaehyun masuk ke dalam bus dengan napas terengah-engah dan menundukkan dirinya dibangku paling belakang. Laki-laki itu menarik dan membuang napasnya sambil menyeka keringat didahinya. Pekerjaan paruh waktu tadi ternyata menyita waktunya sehingga Jaehyun kemungkinan aku terlambat dipesta ulang tahun Ayahnya.

Jaehyun melirik jendela disebelahnya dan menatap jalanan sejenak namun ia justru melihat dari pantulan jendela, tampak seseorang yang tengah menatapnya secara diam-diam, seseorang itu kebetulan duduk disebelahnya kemudian Jaehyun menoleh dan menatap balik seorang laki-laki sekitar berusia tiga puluh tahunan. "Maaf.. ada yang bisa saya bantu?" Tanya Jaehyun ragu.

Berharap didalam hatinya bahwa ia sedang tidak berhadapan dengan laki-laki mesum atau sejenisnya, karena laki-laki itu sudah cukup berat dengan hari-hari yang dijalaninya apalagi suasana hatinya sedang tidak baik setelah mengetahui bahwa Youra dikeluarkan dari sekolah, kini siapa yang bisa menjadi temannya lagi.

"Maafkan saya, saya tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja, anda memiliki wajah tampan yang sedang saya cari-cari." Balas laki-laki itu, mendengar itu membuat Jaehyun membuang napasnya, merasa kurang senang.

Sinned in FebruaryWhere stories live. Discover now