19. Persiapan Misi

202 42 9
                                    

Lima menit menuju tengah malam. Ao mengumpulkan seluruh anak buahnya. Terbiasa dengan waktu berkumpul sesuka sang pemimpin, mereka kini duduk tanpa protes di sofa empuk di ruang tengah.

Kegelisahan mengisi ruangan. Mereka yang sebagian besar masih menggunakan piyama terlihat tidak berhenti mengerakkan anggota tubuh mereka, seperti Yin yang sibuk mengunyah kuku, jari-jari Bon berlarian di atas keyboard laptop yang sesekali akan mengentak keras di salah satu tombol, dan kaki Tru yang terus menendang udara kosong di bawahnya.

Tru melempar pandangannya ke arah Zan yang duduk dengan kedua tangan melipat di depan dada dan kedua mata tertutup rapat. Ia tahu betul kalau pria itu tidak sedang terlelap, kemungkinan besar Zan sedang berdiskusi dengan pikirannya sendiri.

"Maaf sudah mengganggu waktu istirahat kalian. Karena aku tidak bisa menahan pengumuman ini sampai besok pagi." Ao berbicara dengan nada serius.

Tidak adanya basa-basi garing menambah intensitas ketegangan di wajah mereka.

"Pimpinan kita—Theo—sudah memberi instruksinya. Misi akan dijalankan lima hari dari sekarang. Pada malam pengukuhan Darth."

"Tidak jadi seminggu lagi?" Zan mencondongkan tubuh ke depan dan menopang kepalanya dengan kedua tangan di dagu.

"Pihak Darth sepertinya sudah mencium aroma pengkhianatan dari pihak Edzard sehingga mereka mempercepat waktu pengukuhan," jelas Ao.

"Lalu kelompok mafia lain?" Kali ini Tru ganti bertanya.

"Dua—"

"Dua kelompok saja?" Tru melempar tatapan tidak percaya kepada Ao dan sepertinya ia tidak sendiri merasa demikian. Karena Zan dan Yin memasang ekspresi yang sama dengannya.

"Dua belas kelompok." Ao melanjutkan kalimatnya yang sengaja ia tahan selama beberapa saat.

Mendengar angka tambahan di belakangnya Tru menjatuhkan tubuhnya ke sandaran sofa dan menutup kedua mata. Zan menghela napas panjang, Bon menghentikan jarinya, dan untuk pertama kalinya Yin berkomentar ketika rapat sedang berlangsung.

"Tidak mungkin," lirih Yin.

"Aku tahu itu angka yang besar. Karena itu aku mengumpulkan kalian tengah malam supaya besok pagi kalian bisa langsung melatih fisik. Aku tidak mau salah satu dari kalian ada yang terluka lagi."

"Dari pihak kita ada berapa kelompok?" Wajah Zan menegang, rahangnya terkatup kuat. Matanya berayun dari Ao kini beralih menatap Tru yang masih memilih menyembunyikan kedua bola matanya.

"Tanpa kita, ada lima kelompok. Theo memutuskan untuk menambah personil dan dua di antaranya adalah kelompok silver."

"Kenapa dia tidak meminta bantuan dari pihak kepolisian? Enam kelompok dengan tiga di antaranya adalah silver. Apa dia menyuruh kita mati konyol di dalam sana?" Tru tidak lagi dapat menahan emosi. Semua ini sudah dirasa tidak lagi masuk di akal.

"Dua silver," koreksi Ao. "Aku tidak pernah memandang kelompok ini dengan atribut silver."

Lagi, ucapan sang pemimpin melemparnya ke kejadian satu hari yang lalu dan suara Mo tidak berhenti bergema di telinganya."Grup silver-mu tak lain hanya sebuah pajangan untuk menutupi semua misi yang sebetulnya tidak jauh berbahaya dengan misi gold."

"Kita jelas butuh bantuan kepolisian, tapi tidak dari awal. Karena kita ingin memancing semuanya masuk ke dalam dan menangkap ketika mereka melakukan penyerangan supaya tidak ada satu pun yang berkelit dengan alasan menjadi penonton."

Silver - XWhere stories live. Discover now