Day 6 : Who's Bitch?

262 55 2
                                    


Sabtu, 10 Agustus 06.40


         "Selamat pagi, Skye!"

         Dalam catatan mental, aku menambahkan satu fakta baru. Kau bisa saja mendapat serangan jantung, ketika tepat di samping telingamu—orang lain mengucapkan selamat pagi dengan intonasi tinggi tanpa peringatan terlebih dahulu. Terutama ketika seperempat kesadaranmu belum kembali, semenjak kau baru terbangun dari tidur nyenyakmu.

        Aku mendesis ke arah Cassie, dan cewek itu memberiku cengiran kuda. Ia tengah memegang spatula, dimana ujungnya yang berminyak dan panas nyaris menyentuh lenganku. Untuk kedua kalinya aku berjengit.

       "Bisakah kau," aku menahan tarikan napasku, "geser sedikit, huh?"

        Cassie buru-buru mengambil langkah mundur, dan memberiku ruang untuk menarik salah satu kursi kosong yang mengitari meja makan. Di hadapanku, Alex dan Cassio duduk bersebelahan. Mereka berdua tampak larut dalam argumen konyol tentang 'apakah bisa disebut penistaan, meletakkan irisan buah seperti nanas dan kiwi di atas pizza'. Aku saja terheran-heran bagaimana bisa topik seperti itu eksis di muka bumi.

         Di sisi lain meja makan, si mungil Macey dan Macey sedang berdiskusi kuda poni warna apa yang cocok menjadi peliharaan Captain America. Perdebatan antara Alex dan Cassio yang semakin sengit, lalu tercampur aduk dengan celotehan Macey dan Mikey, membuat kedua telinga dan pikiran damaiku wajib diselamatkan.

        "Abaikan nanas dan kiwi. Selama kau meletakkan buah-buahan asam di atas pizza, itu nggak bisa disebut penistaan," selorohku tiba-tiba, berusaha menyudahi keributan di sekelilingku.

         Penjelasanku cukup efektif untuk membuat dua cowok di hadapanku bergumam seperti, "Hmm ... masuk akal."

        Namun tetap saja, Alex lagi-lagi nyaris mengucapkan sesuatu, dan beruntung aku segera menginterupsinya. "Jangan menyanggah. Tolong berhentilah membuatku gila di pagi hari."

       Setelah itu, yang perlu kulakukan adalah menyesuaikan diri dengan kicauan Macey dan Mikey. Kali ini mereka membahas kuda poni warna apa yang cocok menjadi peliharaan Iron Man. Kurasa keduanya nggak akan berhenti sampai semua anggota Avengers memiliki kuda poni masing-masing. Tapi jujur saja, aku berusaha menahan tawa ketika Mikey memutuskan bahwa Thor memiliki kuda poni berwarna merah muda.

        "Menu makanan sehat apa yang kau inginkan hari ini? Bubur gandum? Salad sayur atau buah?" Pertanyaan Cassie yang tiba-tiba, membuatku merasa seperti anak berusia 5 tahun yang tengah diasuh oleh ibunya.

        Meski jendela di atas wastafel terbuka lebar, membiarkan udara pagi beraroma rumput basah menyegarkan dan sinar matahari menginvasi dapur sempit ini, aku tetap nggak bisa mengenyahkan bau telur yang tengah digoreng.

        "Apa yang kau buat hari ini?" tanyaku penasaran, saat di detik berikutnya aku juga menghirup udara yang beraroma kacang.

        Cassie mengedikkan bahu. "Sarapan klasik orang Inggris, dimana kau akan menemukan telur setengah matang, bacon, kacang merah panggang, jamur, dan tomat goreng."

        Baiklah, telinga Amerika-ku belum terbiasa mendengarnya. Tapi berkat sebuah dorongan, aku ingin membuktikan apakah lidah Amerika-ku bisa menelannya atau nggak. Lagipula mencicipi makanan berlemak satu-dua kali, nggak akan membuatku mengalami masalah pencernaan yang cukup kronis.

        "Kalau begitu, biarkan aku mencoba 'telur-bacon-kacang-jamur-tomat' buatanmu."

         Kuyakin permintaanku barusan tak ubahnya rudal kiriman Jepang yang meluluhlantakkan Pearl Harbour di Perang Dunia ke-2. Bedanya, Archibald bersaudara adalah warga yang tinggal di sekitar Pearl Harbour—sehingga mereka cukup terkejut mendengar perkataanku.

10 Days To Make Cassio Kisses Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang